"Artinya sekalipun terjadi pandemi covid, tapi realisasi investasi Jawa Timur itu lebih tinggi ketimbang tidak pandemi. Ini kondisinya," ujar Bahlil yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) periode 2015-2019 tersebut, dilansir dari Mediaindonesia.com, Kamis, 25 Maret 2021.
Bahlil hadir sebagai pembicara Hipmi Fest di Surabaya pada Rabu, 24 Maret 2021. Kegiatan ini merupakan bagian dari Musyawarah Daerah (Musda) XIV Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Badan Pengurus Daerah (BPD) Jawa Timur.
Dia menambahkan bahwa realisasi investasi terbesar di provinsi Jawa Timur selama periode 2016-2020 disumbang oleh Kabupaten Gresik (Rp70,4 triliun), Kota Surabaya (Rp64,0 triliun), Kabupaten Pasuruan (Rp48 triliun), dan Kabupaten Sidoarjo (Rp30,4 triliun).
"Secara kebetulan, Bupatinya ini kader Hipmi, baik Bupati Gresik maupun Bupati Sidoarjo. Wali kotanya juga adalah anak muda. Saya punya keyakinan ke depan, Jawa Timur itu akan betul-betul ditopang oleh tiga daerah ini," tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Bahlil menyampaikan bahwa salah satu tugasnya sebagai kepala BKPM adalah mengeksekusi investasi mangkrak. Salah satunya investasi joint venture antara Pertamina dan Rosneft asal Rusia senilai Rp211,9 triliun di Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Investasinya sempat mangkrak selama empat tahun karena pembebasan lahan seluas 800 hektare (ha) yang tidak terselesaikan.
"Terpaksa saya datangi dengan cara Hipmi. Saya datangi Tuban, pakai sarung, minum kopi, tidak pakai protokol. Kita selesaikan. Makanya ada desa miliuner itu. Itu akibat dari bayar tanah. Bukan ganti rugi tapi ganti untung. Itu transparan dan kita awasi. Dan menyelesaikan urusan tanah di Indonesia, kampusnya di Hipmi," tegas Bahlil.
Bahlil meyakini bahwa mendatangkan industri besar menjadi salah satu cara memajukan Jawa Timur. Dengan masuknya investasi besar seperti Pertamina-Rosneft akan menciptakan lapangan kerja dan memberikan multiplier effect kepada daerah di sekitarnya.
Dalam periode lima tahun terakhir (2016-2020), total realisasi investasi di Provinsi Jawa Timur mencapai Rp328 triliun. Adapun negara asal investasi didominasi oleh Singapura (USD2,57 miliar), disusul Jepang (USD1,65 miliar), Korea Selatan (USD0,69 miliar), Belanda (USD0,56 miliar), dan Hong Kong, RRT (USD0,448 miliar).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News