"Memang tidak semua, tapi minimal ada 11 masalah yang kami sampaikan paling krusial. Itu yang harus diperhatikan agar betul. Janji ini lengkap sekali dalam visi misi Presiden Jokowi," urai Direktur Eksekutif Indef Enny Sri Hartati, ditemui di diskusi akhir tahun dengan tema 'Catatan Akhir Tahun Indef terkait Retorika Nawacita', di Kantor Indef, Jakarta, Rabu (30/12/2015).
Enny menilai kesebelas masalah krusial ini belum mendapatkan solusi terbaik dari pemerintah sehingga belum terselesaikan secara optimal. Salah satu masalah krusial dalam aspek ini adalah terkait dengan porsi utang yang jumlahnya semakin mengkhawatirkan.
Meski terdapat sejumlah permasalahan, namun Enny berharap ke depan Indonesia harus bisa lebih baik lagi dari tahun ini terutama dalam aspek ekonomi. Bahkan, di tahun depan Indonesia harus membuka lembaran baru dengan optimisme baik dari sisi ekonomi maupun dari sisi politik.
Adapun sebelas masalah Pemerintahan Jokowi-JK di bidang ekonomi yang dihimpun oleh Indef yaitu pertama, laju utang semakin mengkhawatirkan. Kedua, realisasi penerimaan perpajakan mengalami short fall.
Ketiga, realisasi rendah keuangan pemerintah daerah. Keempat, penyertaan modal negara minim aksi nyata. Kelima, paradoks suku bunga tinggi dan inflasi yang terkendali. Keenam, bias arah nilai tukar rupiah.
Ketujuh, menyusutnya kontribusi sektor industri bagi pertumbuhan ekonomi. Kedelapan, kinerja ekspor tak terkatrol. Kesembilan, daya saing tidak bergeming. Kesepuluh, Program Sejuta Rumah tanpa arah. Kesebelas, tingkat ketimpangan, kemiskinan dan pengangguran memburuk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News