Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti (kanan) dan Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi (kiri) (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti (kanan) dan Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi (kiri) (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Pegawai Dibunuh, Ditjen Pajak: Dua Pegawai Bekerja Sesuai SOP

Dian Ihsan Siregar • 13 April 2016 14:44
medcom.id, Jakarta: Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menjelaskan dua pegawai pajak yang meninggal pada saat bekerja sudah menjalankan fungsi dan tugasnya sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada. Sehingga, tidak ada tindakan lain yang dilakukan kedua pegawai tersebut.
 
Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Ditjen Pajak Mekar Satria Utama membenarkan bahwa dua petugas pajak yang meninggal sudah bekerja sesuai SOP yang ada, seperti menyerahkan surat penagihan pajak (surat paksa) ke pemilik atau pengusaha jual beli getah karet tersebut.
 
Dia menambahkan, penyerahan dilakukan di daerah Desa Hilihao, Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara (Sumut). "Kemarin itu menyerahkan surat paksa dan itu belum dianggap ada ancaman. Sehingga itu hanya menyerahkan surat. Jadi belum memerlukan pendampingan," terang Mekar Satria Utama, ditemui di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (13/4/2016).

Pria yang akrab disapa Toto itu menjelaskan, bisa saja petugas pajak menjalankan tugasnya mendapat pengawalan dari kepolisian. Karena Ditjen Pajak dan Kepolisian sudah lama menandatangani nota kesepahaman terkait perlindungan petugas pajak oleh kepolisian.
 
"Sebenarnya bisa dikawal. Saat petugas melaksanakan tugas dan memerlukan keamanan dari kepolisian mereka sudah dijamin akan diberikan pengamanan," tegas Toto.
 
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, ‎Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Kementerian Keuangan Ken Dwijugiasteadi menuturkan, rekan atau pegawai pajak yang di Sibolga ini menganggap daerah Nias tidak berbahaya. Pasalnya, dua petugas juru sita pajak seharusnya menaruh surat penagihan ke kantor wajib pajak di Sibolga.
 
"Tapi, karena Direktur Utama tidak berada di kantor, mereka membawa surat itu ke Nias (lokasi kebun karet). ‎Rekan-rekan DJP Sibolga menganggap daerah tersebut tidaklah rawan. Nyatanya, kejadian tewasnya petugas itu tidak terduga. Saya menyesalkan itu," kata Ken.‎
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan