Pasar finansial, kata Ani, berkaitan dengan aliran modal ke Indonesia. Sektor itu dipengaruhi oleh kebijakan moneter negara maju. Bahkan, aliran modal ke Indonesia sempat negatif akibat peristiwa taper tantrum pada 2013-2014 lalu. Ketika itu The Fed menghentikan quantitative easing dan menaikkan suku bunga.
"Langsung drop aliran modal ke kita negatif capital flow, terutama jangka pendek," ujar Ani dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin, 4 November 2019.
Lebih lanjut, resesi dunia juga berimbas pada penanaman modal asing lantaran sentimen negatif global memengaruhi kepercayaan investor. Begitu pula, kinerja neraca nonmigas tertekan karena defisit neraca migas masih tinggi. Karena itu, pemerintah memperluas kebijakan penggunaan biodiesel B20 hingga B50 demi menekan impor migas.
"Untuk FDI cukup baik dan stabil tetap mengalami penurunan. Waktu kuartal lalu FDI kita negatif berturut-turut dan kuartal kemarin positif kembali. Neraca kita juga dipengaruhi destinasi pasar, dikombiansikan dengan harga komodiatas melemah, harga lebih rendah," ungkap dia.
Meskipun kontribusi perdagangan internasional terhadap pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan, Ani menyebut ekonomi Indonesia masih relatif stabil dibandingkan negara-negara lain yang mengalami guncangan.
Ekonomi RI masih tumbuh 5,06 persen, sedangkan Singapura sempat mengalami resesi atau tumbuh negatif. Kemudian Eropa, Inggris, dan Jepang tumbuh merosot di kisaran tiga persen.
"Indonesia masih relatif stabil di lima persen di antara perlambatan ekonomi di negara-negara lain," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id