"Mudah-mudahan bisa diketok pekan depan. Semua sudah oke tinggal diketok," kata Sofyan Djalil sebagaimana dikutip dari Antara, Minggu (25/10/2015).
Ia menyebutkan berbagai besaran dalam RAPBN 2016 ditetapkan berdasarkan prognosis yang sudah disampaikan pemerintah.
"Terjadi pengurangan postur akibat perubahan asumsi dari angka pertama yang kita ajukan kepada DPR," kata Sofyan Djalil.
Ia menyebutkan RAPBN 2016 juga mencantumkan defisit sebesar 2,1 persen dari produk domestik bruto (PDB). Sofyan menyebutkan, target-target pembangunan dalam RAPBN 2016 yang prioritas tidak boleh diganggu, juga program untuk mengurangi angka kemiskinan.
"Kalau misalnya ada rencana penundaan program, itu tidak boleh yang menciptakan lapangan kerja, mengurangi kemiskinan, itu harus tetap dipertahankan," katanya.
Ia berharap RAPBN 2016 segera selesai sehingga tender pengadaan 2016 sudah bisa dimulai pada November 2015.
Sementara itu mengenai kunjungan Presiden Jokowi ke AS, Sofyan mengatakan sejumlah menteri berangkat terpisah sehingga jumlah menteri yang mendampingi Presiden tampak sedikit.
"Beberapa menteri sudah berangkat duluan sehingga yang berangkat bersama rombongan presiden saat ini sedikit," katanya.
Ia menyebutkan menteri yang berangkat terpisah antara lain Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menkominfo Rudiantara, Menlu Retno Marsudi dan Mendag Thomas Lembong. Dia pun mengaku tidak berangkat ke negeri Paman Sam tersebut.
"Saya tidak ikut karena tidak ada yang berkaitan langsung dengan bidang tugas saya, selain itu saya harus mewakili Presiden ke sebuah forum di Meksiko," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News