Keseimbangan primer yang masih defisit menandakan adanya pinjaman atau utang yang digunakan untuk membayar bunga utang yang jatuh tempo pada tahun tersebut. Sehingga, ibarat gali lubang tutup lubang, utang pemerintah selama ini lebih banyak digunakan unuk membayar atau mencicil utang di masa lalu, bukan digunakan untuk kegiatan produktif.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, dalam mendesain APBN, Pemerintah tidak bisa hanya mementingkan hanya dari sisi APBN saja yang dibuat ideal tanpa mementingkan sisi ekonomi lainnya.
Merumuskan APBN, kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, merupakan satu kesatuan yakni dengan memperhatikan komposisi ekonomi lainnya. APBN tak bisa mengesampingkan pertumbuhan ekonomi.
"Dalam mendesain APBN kita enggak bisa katakan pokoknya sehat tapi enggak peduli pertumbuhan ekonominya," kata Ani, di kantor pusat DJP, Jakarta Selatan, Rabu malam 16 Agustus 2017.
Ani mengatakan, dalam merumuskan APBN, pemerintah mencoba untuk menjaga momentum ekonomi dengan tujuan adil serta merata. Hal ini penting dalam kebijakan defisit, baik defisit anggaran maupun keseimbangan primer, Pemerintah tak bisa begitu saja memangkas defisit ke level yang terendah lalu kemudian mengabaikan kegiatan ekonomi.
Misalnya defisit ditekan di bawah dua persen, namun penerimaan pajak tidak sesuai target. Utang juga ditekan. Jika itu yang terjadi pemerintah akan berusaha menekan belanja negara. Pemangkasan belanja negara akan berdampak bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
"Kita enggak bisa defisit 2,6 persen (tahun ini), lalu langsung dipotong 1,5 persen. Yang terjadi maka ekonomi akan syok," jelas Ani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id