"Mereka selalu membayangkan pajak itu ruwet, rumit, menakutkan dan ini yang harus terus menerus kita di Kementerian Keuangan dan DJP harus mampu membuktikan, memudahkan, dan menciptakan konsep-konsep yang tidak rumit," kata dia dalam webinar, Rabu, 23 Maret 2022.
Ia menambahkan kemajuan teknologi digital bisa dimanfaatkan untuk mengatasi persepsi masyarakat terkait masalah teknis perpajakan agar melaporkan pajak tidak lagi menjadi momok menakutkan.
"Misal berapa gaji saya? Berapa kalau saya terima honor atau gaji itu sudah ada pemotongan pajak? Kenapa kok saya masih tetap memasukkan di dalam SPT lagi? Hal-hal yang tampaknya simpel, kadang teman-teman di pajak itu menganggap 'kaya begitu saja enggak ngerti gitu', ya memang enggak ngerti, ya harus di ngertiin," ungkapnya.
Oleh karena itu, Sri Mulyani ingin jajaran di DJP bisa memanfaatkan inovasi dan kreativitasnya dalam mengampanyekan pajak kepada masyarakat dengan mudah. Tujuannya agar masyarakat bisa mengerti dan paham mengenai kewajiban pajaknya, termasuk ilustrasi bagaimana menghitung pajak sendiri.
"Ini yang saya minta untuk teman-teman di pajak dibumikan, disederhankan, dan jangan berasumsi orang awam tahu dan mudah paham. Jadi harus bekerja sangat ekstra keras untuk menerjemahkan. Apalagi kalau masyarakat awam dikasih tahu mengenai pasal dalam undang-undang, waduh sudah mumet itu," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id