Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Ilustrasi. Foto: Medcom.id

Pasar SBN Domestik Sempat Tertekan Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS

Eko Nordiansyah • 10 Maret 2021 13:01
Jakarta: Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menilai, kenaikan yield (imbal hasil) obligasi di Amerika Serikat (AS) turut memberikan tekanan terhadap pasar domestik. Akibatnya yield Surat Berharga Negara (SBN) juga ikut naik.
 
Yield US Treasury tenor 10 tahun sebelumnya mengalami kenaikan melebihi 1,6 persen. Namun pada hari ini, imbal hasil US Treasury telah turun ke level 1,542 persen, sedangkan untuk tenor 30 tahun juga mengalami penurunan ke level 2,252 persen.
 
"Sejak Januari ada kenaikan US Treasury, yield pasar domestik mengalami tekanan, yield SBN naik, pelemahan rupiah, dan penurunan kepemilikan asing," kata Direktur Surat Utang Negara (SUN) DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan dalam webinar di Jakarta, Rabu, 10 Maret 2021.

Ia menambahkan, sebenarnya yield untuk SBN masih cukup menarik dengan tenor 10 tahun yang berada di level 6,6 persen. Sayangnya stimulus yang digelontorkan pemerintah AS dikhawatirkan akan menarik aliran dana asing yang ada di pasar keuangan Indonesia.
 
"Yield SBN kita sebenarnya masih menarik, tapi karena kekhawatiran investor adanya peningkatan inflasi di AS ini yang membuat asing sell off dan mendorong penurunan kepemilikan asing, tidak hanya di Indonesia tapi di emerging market lain," ungkapnya.
 
Deni menyebut, rata-rata penawaran masuk (incoming bid) di pasar lelang pada awal tahun ini mengalami kenaikan menjadi Rp76 triliun dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp75 triliun. Hasil yang dimenangkan juga meningkat jadi Rp 34 triliun dari Rp 22 triliun.
 
"Jadi ini tantangan buat kami, di mana kondisi volatile karena US Treasury dan target penerbitan SBN meningkat dibandingkan tahun sebelumnya," pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan