Ilustrasi ekonomi Indonesia. Foto: MI/Galih Pradipta
Ilustrasi ekonomi Indonesia. Foto: MI/Galih Pradipta

Ekonomi RI Kuartal III-2020 Bakal Terkontraksi hingga Minus 2,9%

Husen Miftahudin • 05 Oktober 2020 16:47
Jakarta: Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2020 bakal terkontraksi di kisaran minus satu persen hingga 2,9 persen. Adapun titik tengah proyeksi resmi dari pemerintah ini sebesar minus 1,95 persen.
 
"Pembatasan sosial untuk mencegah meluasnya penyebaran telah mengakibatkan kontraksi ekonomi di seluruh negara dunia, termasuk Indonesia," ujar Iskandar dalam pembukaan kegiatan Bulan Inklusi Keuangan 2020 secara virtual, Senin, 5 Oktober 2020.
 
Lebih jauh Iskandar menjelaskan kontraksi pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 ini terjadi seiring dengan semakin diperketatnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah. Meskipun demikian, kontraksi ekonomi kuartal ketiga ini lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 yang anjlok hingga minus 5,32 persen.

Membaiknya kondisi perekonomian domestik ini tercermin dari perbaikan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). PMI) Manufaktur Indonesia pada Agustus 2020 naik ke level 50,8 dibandingkan dengan posisi Juli 2020 di 46,9. Sementara IKK Agustus 2020 sebesar 86,9 atau lebih tinggi dibanding Juli 2020 sebesar 86,2.
 
"Dibandingkan dengan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara, khususnya di Eropa dan Asia Tenggara," tegasnya.
 
Terkait hal ini, pemerintah telah menganggarkan Rp695,2 triliun untuk program penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi nasional. Program ekonomi inklusif yang menjadi prioritas utama pemerintah dalam program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) ini lantaran banyaknya masyarakat yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), menurunnya aktivitas pelaku usaha UMKM, dan anjloknya daya beli masyarakat.
 
"Keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat kecil dan UMKM tersebut terlihat dari besarnya porsi anggaran perlindungan sosial dan UMKM, anggaran perlindungan sosial dialokasikan sebesar Rp203,9 triliun atau 29,3 persen dari anggaran PC-PEN. Sementara UKM sebesar Rp123,46 triliun atau 17,8 persen dari total anggaran," pungkas Iskandar. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan