"Penerimaan negara tumbuh sebesar 5.0 persen sebagai dampak dari kebijakan restitusi pajak untuk memberikan stimulus terhadap ekonomi," kata Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo dalam pemaparan APBN Kita di kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin, 22 April 2019.
Nilai pertumbuhan penerimaan negara tersebut berdasarkan total realisasi penerimaan dalam negeri yang naik sebesar Rp360 triliun atau 16,2 persen terhadap APBN 2019 sebesar Rp2.164,7 triliun. Sementara realisasi penerimaan dalam negeri pada periode yang sama di 2018 sebesar Rp333,5 triliun.
Mardiasmo memaparkan belanja negara hingga akhir Maret 2019 terealisasi sebesar Rp452 triliun atau naik 18,4 persen dari APBN 2019 sebesar Rp2.461,1 triliun. Realisasi serapan belanja negara ini mengalami pertumbuhan sebesar 7,7 persen.
"Penyerapan belanja negara semakin baik dengan pertumbuhan 7,7 persen. Nilai ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebesar 4,9 persen," paparnya.
Ia melanjutkan realisasi defisit APBN dan keseimbangan primer masih terkendali. Masing-masing berada pada angka 0,63 persen dari PDB dan sebesar negatif Rp31,4 triliun.
"Posisi utang masih pada level aman di 30,1 persen dari PDB," ucapnya.
Mardiasmo optimistis pertumbuhan ekonomi RI pada bulan April 2019 akan terus berada pada posisi yang positif. World Economic Outlook (WEO) memperkirakan ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh hingga 5,2 persen.
Sementara pertumbuhan ekonomi global pada April 2019 diproyeksikan pada tingkat yang rendah. WEO memproyeksikan ekonomi global akan kembali melambat ke tingkat 3,3 persen lebih rendah dibandingkan proyeksi Januari 2019 sebesar 3,5 persen.
"Proyeksi ekonomi global yang lebih rendah ini tercermin dari proyeksi melambatnya pertumbuhan perdagangan di 2019," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id