"Adapun yang sedang kami usulkan adalah bagaimana ada stimulus agar UMKM tetap bergairah, yaitu dengan mendorong supaya market (pasar ) tetap tumbuh," kata
Menteri Koperasi (Menkop) dan UKM Teten Masduki seusai mengikuti kegiatan Rapat Anggota Tahunan (RAT) ke-46 Kospin Jasa di Pekalongan, Sabtu, 14 Maret 2020.
Teten mengatakan implementasi terhadap usulan tersebut akan dibahas pekan depan. Penundaan kegiatan impor, katanya, dilakukan pemerintah karena banyak kebutuhan dalam negeri yang dikonsumsi atau barang setengah jadi ataupun bahan baku untuk industri besar yang sebenarnya bisa disubtitusi oleh UMKM.
"Kita banyak impor seperti sayur, buah-buahan, bahkan jamur dari Tiongkok. Lha ini, sebenarnya kan wilayah UMKM yang memiliki banyak buah, dan sayur, cuma sebagian masih tersebar di daerah yang belum terhubung dengan pasar karena urusan logistik," kata Menkop.
Terkait urusan logistik atau suplai bahan baku, pemerintah disebut masuh melakukan mitigasi. "Kemudian, masalah suplai barang bahan baku untuk industri yang kini masih dilakukan mitigasi. Namun yang jelas, pemerintah akan mengantisipasi dengan relaksasi pajak (UMKM) karena kita tidak tahu sampai kapan wabah virus korona selesai," pungkas dia.
Kenaikan status penyebaran virus korona sebagai pandemi tak hanya meruntuhkan indeks pasar modal di dunia. Tekanan pasar juga datang dari dalam negeri dan mengguncang pasar keuangan Indonesia.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambruk sebesar 19 persen sejak awal 2020. Sementara itu, dunia usaha juga dibuat panik lantaran tersendatnya bahan baku industri yang berasal dari luar negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News