Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)

Menkeu Akui Postur APBN Masih Kurang Sehat

Suci Sedya Utami • 17 Agustus 2016 11:06
medcom.id, Jakarta: Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengakui postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak sehat. Hal tersebut ditunjukkan melalui data keseimbangan primer yang masih tercatat mengalami defisit.
 
Dalam paparan mengenai Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017, disebutkan defisit keseimbangan primer diperkirakan sebesar Rp111,4 triliun. Angka ini meningkat dari perkiraan di 2016 ini yang sebesar Rp105,5 triliun.
 
"Kita mengalami defisit keseimbangan primer Rp111,4 triliun. APBN yang punya keseimbangan primer defisit dianggap APBN kurang sehat. Jadi pengelolaan APBN harus hati-hati," kata Sri Mulyani, di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jakarta Selatan, seperti diberitakan Rabu (17/8/2016).

Ia menjelaskan, defisit keseimbangan primer menandakan adanya pinjaman atau utang yang digunakan untuk membayar bunga utang yang jatuh tempo pada tahun tersebut. Sehingga, ibarat gali lubang tutup lubang, utang pemerintah selama ini lebih banyak digunakan unuk membayar atau mencicil utang di masa lalu, bukan digunakan untuk kegiatan produktif.
 
"Indikator kita meminjam bukan untuk investasi, tapi untuk melakukan service utang masa lalu," ujar Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.
 
Ia meminta, pelaku usaha, investor, termasuk negara tidak hanya melihat postur APBN dari sisi defisit anggaran saja, tapi juga defisit pada keseimbangan primer. Harapannya defisit mendekati nol atau bahkan positif.
 
"Jadi jika kemampuan APBN justru menjadi predator karena tidak bisa mendanai belanja dari penerimaan, maka itu tanda-tanda kondisi APBN yang perlu diperbaiki," ujar Ani, sapaan akrabnya.
 
Indonesia, lanjut dia, harus mampu mengelola utang dengan tingkat suku bunga serendah mungkin berdasarkan inflasi. Kondisi ini berbeda dengan Amerika Serikat (AS) yang memiliki kemudahan berutang dengan suku bunga nol persen, dan Jepang yang menerapkan suku bunga negatif.
 
"Jadi ada negara yang pemerintahannya bukan bayar interest (bunga) kalau meminjam, malah dibayarin interest-nya oleh bond holders. Sedangkan Indonesia tidak punya kemewahan seperti itu, sehingga kita harus hati-hati dalam pengelolaan APBN kita," jelas Sri Mulyani.
 
Sementara itu, Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani menjelaskan, defisit keseimbangan primer sangat dipengaruhi oleh defisit anggaran. Semakin besar defisit anggaran, maka defisit keseimbangan primernya juga akan mengikuti.
 
Dalam RAPBN 2017, defisit anggaran ditaksir Rp332,8 triliun atau 2,41 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara tahun ini defisit anggaran ditaksir Rp296,7 triliun atau 2,35 persen dari PDB. Sebagai informasi, Pemerintah mengestimasikan pagu pembayaran bunga utang tahun depan sebesar Rp221,4 triliun, dan tahun ini Rp191,2 triliun.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan