Peluncuran ini bukan hanya sebagai bantalan sebelum pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi. Namun, dengan adanya kartu-kartu tersebut membuat masyarakat untuk melek keuangan.
"Bagus. Kenapa? Dengan kartu yang transmisinya LKD (layanan keuangan digital) ini mendidik masyarakat kurang mampu untuk mengenal alat pembayaran nontunai. Masyarakat secara finansial makin melek, lebih lanjut kelompok masyarakat miskin akan mengerti masalah keuangan, literasi keuangan meningkat," terang Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Ryan Kiryanto, saat dihubungi Metrotvnews.com, Selasa (4/11/2014).
Selain itu, dengan menggunakan LKD, kata Ryan, akan mengurangi antrean saat mengambil bantuan seperti sebelumnya. "Karena menggunakan LKD di mana bisa datang ke kantor pos yang ditunjuk akan mengurangi antrean, kan bisa ricuh. Kalau sekarang kartu di top up," katanya.
Seperti diketahui, pemerintah memberikan bantuan Rp200 ribu per bulan untuk setiap keluarga kurang mampu dengan total 15,5 juta keluarga. Bantuan tersebut diberikan dalam bentuk uang elektronik yang diisikan ke dalam SIM card kartu keluarga sejahtera dan diaktivasi melalui ponsel.
Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Bambang Widianto, menerangkan, penerima bisa mencairkan uang tersebut sesuai kebutuhannya, namun mereka juga bisa menyimpannya sebagai tabungan tanpa harus mencairkan seluruh bantuan yang diberikan.
Bisa saja mereka hanya mencairkan setengahnya, dan sisanya untuk dijadikan simpanan atau tabungan. Ini juga bisa membuat masyarakat sadar untuk tak membelanjakan uang sepenuhnya, tapi ada kesadaran untuk menabung.
"Melalui LKD, masyarakat tidak lagi dibatasi oleh keberadaan bank atau ATM. Mereka bisa mengirim dana lewat ponsel mereka, dan mengambil uang tunai melalui agen yang ditunjuk oleh bank yang menyimpan dana mereka," jelas Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News