Ilustrasi model kereta cepat Jakarta-Bandung (Foto: AFP/Bay Ismoro)
Ilustrasi model kereta cepat Jakarta-Bandung (Foto: AFP/Bay Ismoro)

Pemerintah Suntik Pendanaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Berapa APBN yang Digunakan?

Patrick Pinaria • 11 Oktober 2021 13:40
Jakarta: Pemerintah memutuskan untuk turun tangan dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Mereka berencana membantu pembiayaan proyek tersebut dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
 
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan kondisi pandemi covid-19 membuat pemerintah tergerak membantu pembiayaan proyek tersebut. Ia menjelaskan pandemi telah membuat beberapa hal terkait proyek kereta cepat menjadi agak terhambat.
 
Pertama, para pemegang sahamnya menjadi terganggu kinerjanya, termasuk PT KAI.  Gara-gara covid-19, penumpang kereta mengalami penurunan sehingga membuat PT KAI tidak bisa menyetor dananya sesuai dengan apa yang kemarin dipersiapkan dalam perencanaan tanpa ada pandemi. Hal yang sama juga dialami oleh para pemegang saham lainnya seperti Jasa Marga dan PTPN.

"Hal-hal inilah yang membuat kondisi mau tidak mau supaya pembangunan kereta api cepat tetap dapat terlaksana dengan baik. Mau tidak mau, kita harus minta pemerintah untuk ikut dalam memberikan pendanaan," ujar Arya.
 
Namun, mengenai uang APBN yang akan digunakan untuk membiayai proyek ini, Arya belum bisa memberikan kepastian. Ia mengatakan kepastiannya masih menunggu audit dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan. Arya pun tak menampik ada potensi pembengkakan biaya pembangunan kereta api cepat yang perlu dibantu oleh negara.
 
"Kami Kementerian BUMN sudah minta audit BPKP, audit dulu baru ditetapkan berapa angka yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kereta api cepat. Sehingga ketika minta bantuan dari pemerintah (APBN) angkanya benar-benar clear," kata Arya dalam keterangan tertulis, Minggu, 10 Oktober 2021.
 
Arya berharap audit tersebut bisa keluar pada Desember. Terkait pembengkakan anggaran, Arya menjelaskan, hal tersebut terjadi lantaran adanya penundaan pengerjaan proyek akibat pandemi covid-19. Ia bilang penundaan tersebut menciptakan biaya-biaya tambahan salah satunya disebabkan kenaikan harga lahan.
 
Selain itu, ada juga perubahan desain sehingga berimplikasi pada biaya proyek. Namun menurut dirinya faktor-faktor tersebut merupakan hal yang wajar dan lumrah terjadi. Ia beranggapan hampir semua negara juga mengalami hal serupa, apalagi jika proyek tersebut merupakan proyek perdana.
 
"Kenapa sampai anggarannya bertambah? Di mana-mana kita buat kereta api cepat, di tengah perjalanan pasti ada perubahan desain karena geologis dan geografis yang berbeda. Jadi jangan dipertanyakan perencanaan sebelumnya bagaimana hitung-hitungannya. Hampir semua negara mengalami hal yang sama," jelas dia.
 
Presiden Jokowi menerbitkan PP Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Presiden Joko Widodo. Dok: BPMI Sekretariat Presiden
 
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 93 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Perpres Nomor 107 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat Antara Jakarta dan Bandung.
 
Dalam beleid tersebut di Pasal Ayat 2 dinyatakan bahwa pendanaan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf c dapat berupa pembiayaan dari APBN dalam rangka menjaga keberlanjutan pelaksanaan proyek strategis nasional dengan memperhatikan kapasitas dan kesinambungan fiskal.
 
Pembiayaan dari APBN tersebut dilakukan dengan penyertaan modal negara (PMN) kepada pimpinan konsorsium, dan penjaminan kewajiban pimpinan konsorsium.
 
PMN yang diberikan kepada pimpinan konsorsium diberikan untuk menambal kekurangan kewajiban penyetoran modal dan memenuhi kewajiban perusahaan patungan. Hal ini berbeda dari Perpres 107 Tahun 2015.
 
Pada Pasal 4 Ayat 2 aturan lama berbunyi, "pelaksanaan penugasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 tidak menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta tidak mendapatkan jaminan Pemerintah."
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(PAT)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan