Ia mengungkapkan saat ini Indonesia masih berjuang menghadapi pandemi covid-19. Namun dibandingkan dengan varian delta yang menyebar pada pertengahan tahun lalu, varian Omicron ini lebih terkendali sehingga dampaknya kepada pemulihan ekonomi tidak terlalu besar.
"Berbeda dengan varian Delta, varian ini sudah dapat dikelola terlihat dari jumlah orang yang dirawat di rumah sakit. Jadi ini adalah perbandingan yang relatif resilien dibandingkan dengan varian Delta yang sangat berdampak pada perekonomian," kata dia, dalam webinar, Rabu, 16 Maret 2022.
Sri Mulyani menyebut, perang menghadapi pandemi yang sudah berlangsung lebih dari dua tahun ini bukan merupakan hal yang mudah. Namun demikian, berbagai indikator perekonomian di Indonesia kini mulai menunjukkan adanya perbaikan seiring dengan pengendalian kasus yang cukup baik.
"Kami melihat pemulihan masih berlanjut. PMI Indonesia telah berada pada level ekspansi. Kepercayaan konsumen telah pulih dan berlanjut. Surplus perdagangan Indonesia dan cadangan devisa yang relatif tinggi memberikan bantalan yang kuat untuk menghadapi volatilitas saat ini," ungkapnya.
Dirinya menambahkan, pemulihan yang dialami oleh Indonesia telah membuat pertumbuhan ekonomi telah kembali ke level prapandemi. Hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2021 lalu yang mencapai 5,02 persen secara tahun ke tahun (yoy).
"Jika melihat pemulihan ekonomi Indonesia, kita termasuk beberapa negara yang sudah kembali ke level sebelum pandemi. Artinya, pemulihannya cukup kuat. Terlepas dari tantangan yang ada, ekonomi global juga sebenarnya pulih cukup kuat terutama di bagian barat dan beberapa daerah di negara berkembang," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News