Menurutnya, RUU APBN 2019 sangat riskan terhadap perkembangan ekonomi global. "Perkembangan ekonomi nasional tidak bisa dilepaskan dari perkembangan ekonomi global yang terjadi di berbagai kawasan," kata Bambang di Komplek Parlementer, Senayan, Jakarta, Kamis, 16 Agustus 2018.
Namun demikian, menurutnya masih terdapat beberapa risiko yang dapat memengaruhi perekonomian nasional, seperti perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok, kebijakan ketat money policy di beberapa negara maju, peningkatan suku bunga the FED, serta gejolak ekonomi Turki baru-baru.
Hal tersebut dimintanya untuk diperhatikan oleh pemerintah dalam menyusun APBN 2018. "Risiko itulah yang perlu kita antisipasi melalui mitigasi risiko yang tertuang dalam penyusunan RUU APBN tahun Anggaran 2019," sebut dia.
Di sisi lain, Bamsoet panggilan akrabnya menambahkan, walaupun pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah telah membuahkan banyak keberhasilan. Namun, masih ada tantangan yang harus dihadapi pada 2019.
Ia menuturkan tantangan tersebut antara lain meningkatkan fondasi sendi-sendi makroekonomi, peningkatan kualitas sumber daya manusia, pengembangan potensi ekonomi daerah, pembangunan infrastruktur yang memperhatikan aspek pemerataan, efektivitas, serta kemampuan dan kesinambungan fiskal.
"Kami mengharapkan agar di penghujung masa pemerintahan ini, pembangunan ekonomi benar-benar diarahkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News