Dirinya menjelaskan penyerapan anggaran belanja negara yang sempat tertunda di semester I-2015 akan lebih digenjot lagi di semester II-2015, meski ada beberapa menteri yang diganti. Percepatan penyerapan anggaran menjadi penting untuk mendorong penyerapan belanja pemerintah.
"Oh tidak, tidak, tidak, itu urusan yang lain. Kalau soal serapan anggaran tinggal mengimplementasikan, karena kebiasaan kita mendistribusikan anggaran itu di semester II-2015. Ini sudah masuk semester II-2015. Kita dorong semaksimal mungkin," kata Yuddy, ditemui di Kantor Pusat BPS, Jakarta Pusat, Rabu (12/8/2015).
Dirinya optimistis dengan penggenjotan anggaran ke depannya akan mengakselerasi tingkat pertumbuhan ekonomi ke angka yang lebih baik lagi. Jadi, dirinya kembali menegaskan tidak ada kaitannya pergantian menteri dengan terhambatnya penyerapan anggaran.
"Justru dengan kepastian Presiden ini diharapkan serapan anggaran dan gerakan percepatan pembangunan di sektor-sektor tersebut bisa lebih bergerak dan lebih berikan harapan baru terhadap atmosfer ekonomi Indonesia," pungkasnya.
Sebagai informasi, realisasi penyerapan belanja negara baru Rp436,1 triliun atau 33,1 persen dari pagu anggaran belanja Rp1.319,6 triliun. Di mana belanja kementerian atau lembaga sepanjang semester I-2015 baru Rp208,5 triliun atau 26,2 persen dari pagu dalam APBN Perubahan 2015 sebesar Rp795,5 triliun. Dan belanja non (k/l) sebesar Rp227,6 triliun atau 43,4 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id