Ilustrasi -- FOTO: Antara/Gunawan Wibisono
Ilustrasi -- FOTO: Antara/Gunawan Wibisono

Kadin Dorong Pemerintah Modifikasi Devisa Bebas

Patricia Vicka • 22 Januari 2015 17:54
medcom.id, Jakarta: Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong pemerintah untuk memperketat arus devisa masuk dan keluar batas negara. Pemerintah pun diminta memodifikasi 'rezim devisa bebas' agar tidak sebebas sekarang.
 
"Sekarang banyak pengusaha yang memarkirkan hasil ekspor devisanya dan keuntungan perusahaan di luar negeri dan tidak kembali ke Indonesia. Ini merugikan perekonomian Indonesia karena mengurangi penerimaan negara," jelas Ketua Umum Kadin, Suryo Bambang Sulisto, dalam outlook ekonomi Kadin 2015, di Kuningan, Jakarta, Kamis (22/1/2015).
 
Ia meminta pemerintah merumuskan cara agar uang masyarakat Indonesia yang berada di luar negeri bisa kembali dan memperkuat perekomonian nasional.

"Formula perumusannya bisa banyak. Saya tahu ini mungkin akan bertentangan dengan interest dari teman-teman (pengusaha), tapi ini demi kepentingan nasional. Saya lihat arus keluar masuk valuta asing saat ini sangat bebas. Bahkan masih banyak transaksi bisnis di dalam negeri yang masih menggunakan valuta asing," beber dia.
 
Dia memberi contoh keberhasilan Tiongkok dalam menjaga devisanya agar tidak bocor keluar negeri. "Perekonomian Tiongkok bisa kuat dengan jumlah cadangan devisa yang banyak karena pemerintahnya memantau dengan ketat devisa yang ada," papar Suryo.
 
Jika pengawasan arus keluar masuk devisa diperketat, ia yakin akan mendorong devisa hasil ekspor ke Indonesia dan mendorong perusahaan perusahaan asing untuk memanfaatkan keuntungannya bagi perluasan usaha di Indonesia.
 
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Lembaga Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) Didik J Rachbini mengatakan, bebasnya keluar masuk devisa akan menyebabkan membuat nilai tukar Rupiah labil. "Jangka panjangnya akan merugikan pengusaha, yakni ketidakstabilan nilai tukar rupiah,” katanya.
 
Berdasarkan data resmi dari analisis perbankan internasional, saat ini lebih dari USD170 miliar dana pengusaha Indonesia terparkir di Singapura.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan