Kebutuhan perkiraan dana tersebut berdasarkan hasil penelitian gugus tugas gabungan keuangan dan kesehatan atau joint finance health task force G20. "Mereka membuat estimasi kebutuhan dunia bisa menciptakan kesiapan preparedness pandemi ke depan estimasinya sekitar USD15 miliar per tahun," katanya di Nusa Dua Bali, Jumat, 10 Desember 2021.
Sri Mulyani mengungkapkan pembentukan gugus tugas ini menyusul pemulihan perekonomian global yang tidak merata di sejumlah negara. Hal tersebut berawal dari kesenjangan akses vaksin covid-19 di negara berkembang dan negara-negara miskin.
Meskipun vaksin gratis sudah disediakan, negara berkembang mengalami kesulitan pada proses distribusi dikarenakan sistem kesehatan yang belum memadai. "Ada vaksin gratis tapi distribusi sulit. itu sistem kesehatan belum siap. Banyak negara berkembaang temasuk kita sendiri masih perlu memperbaiki sistem kesehatan kita," terangnya.
Persiapan untuk menghadapi pandemi
Ia menambahkan persiapan untuk menghadapi pandemi ini sangat bergantung pada ketersediaan vaksin dan produksi vaksin yang merata. Karena itu, Sri Mulyani berharap Indonesia dapat berkontribusi dalam memproduksi vaksin bagi kebutuhan dunia seperti Amerika Serikat (AS), Tiongkok, India, Inggris dan lainnya."Ketika terjadi musibah tidak hanya produce vaksin buat Indonesia tapi produksi vaksin untuk dunia. Ini akan jadi pembahasan task force," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News