"2021 yang tadinya diperkirakan menjadi tahun pemulihan dengan pertumbuhan ekonomi lima persen kemungkinan realisasinya hanya di 3,7 persen," kata dia dalam konferensi pers, Senin, 3 Januari 2022.
Kemudian untuk inflasi, realisasinya seperti yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya sebesar 1,87 persen. Menurut Sri Mulyani, realisasi ini berada di bawah asumsi tiga persen namun di atas tahun sebelumnya yaitu 1,68 persen.
"Tingkat suku bunga yang di asumsi APBN 7,3 persen, realisasinya di bawah itu 6,35 persen. Ini nanti terlihat juga didalam realisasi belanja bunga utang. Tapi ini sudah relatif agak naik dibandingkan 2020 yang suku bunganya di 5,8 persen," ungkapnya.
Selanjutnya nilai tukar rupiah, realisasinya sementara adalah Rp14.312 per USD. Dengan asumsi yang sebesar Rp14.600 per USD, dan dibandingkan tahun lalu rata-rata Rp14.577 per dolar AS maka terjadi penguatan.
"Harga minyak tadi komoditas semuanya mengalami booming dan kelihatan jauh diatas asumsi APBN yang USD45 per barel, realisasi sementara di USD68,5 per barel," lanjut dia.
Terakhir lifting minyak diperkirakan sebesar 662 ribu barel per hari atau berada di bawah target APBN 2021 yang sebesar 705 ribu barel per hari, serta lifting gas juga hanya 982 ribu barel setara minyak per hari dari target 1.007 ribu barel setara minyak per hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News