"Daya saing akan mengantar kita menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan menghasilkan devisa melalui ekspor barang jasa yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan negara dan kesejahteraan rakyat," ungkap Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Yusid Toyib, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Jumat 16 Juni 2017.
Untuk itu, perlu strategi dan kebijakan pembinaan yang tepat sehingga mampu meningkatkan produktivitas konstruksi dalam rangka mendorong daya saing. Infrastruktur yang terintegrasi dan berkualitas akan menunjang aspek konektivitas yang memudahkan pergerakan barang, jasa, dan manusia, serta berdampak pada efisiensi biaya transportasi dan logistik.
"Dengan adanya konektivitas rakyat lebih terjamin keamanannya dan lebih meningkat kesejahteraannya. Sebab dengan konektivitas seluruh lapisan masyarakat mendapatkan kemudahan akses untuk memperoleh kebutuhan dasar," jelas Yusid.
Sebagaimana diketahui, saat ini sektor konstruksi menempati posisi ketiga sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia sepanjang 2016 dengan kontribusi sebesar 0,51 persen setelah sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan.
Bahkan, dari data Badan Pusat Statistik (BPS) diungkapkan, jika sektor konstruksi berkontribusi cukup signifikan sebesar 10,38 persen di dalam membentuk Produk Domestik Bruto (PDB). "Dengan daya saing yang semakin meningkat akan turut meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi di Indonesia," tutur Yusid.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id