Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, alokasi pinjaman (netto) di RAPBN 2018 sebesar negatif Rp15,5 triliun di 2018. Terdiri dari pinjaman dalam negeri (netto) sebesar Rp3,1 triliun dan pinjaman luar negeri sebesar negatif Rp18,6 triliun.
"Jadi untuk Kementerian Pertahanan dan kepolisan, itu pinjaman dalam negeri untuk pembiayaan pembelian Alutsista dari domestik. Paling banyak pengguna pinjaman luar negeri adalah Kemenhan sebesar Rp11,7 triliun untuk pembiayaan alutsista," katanya, di Kompleks Parlemen Jakarta, Senin 25 September 2017.
Suahasil mengungkapkan, sebagian besar pembiayaan alutsista berasal dari pinjaman dalam negeri tepatnya dari perbankan nasional. Sementara pengadaan alutsista dalam bentuk impor dari sebuah leader company.
"Kemhan maupun kepolisian itu ada tunjangan dalam negeri untuk pembiayaan pembeliaan alutsista dari domestik. Kalau untuk luar negeri kita kan mengeluarkan dalam bentuk LC (impor)," ungkap dia.
Suahasil menambahkan, daftar pembelian Alutsista tersebut tengah masuk tahap finalisasi di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Sebab itu, pihaknya belum bisa merinci barang apa saja yang akan dibeli oleh Kementerian Pertahanan dan Kepolisian dari anggaran RP4,5 triliun tersebut.
"Daftar pembeliannya saat ini sedang difinalkan bersama Bappenas, namun Kemenhan maupun Kepolisian itu telah memiliki apa yang disebut daftar kegiatan prioritas pinjaman dalam negeri," tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id