Ekonom Bank Permata, Josua Pardede. (FOTO: MTVN/Eko Nordiansyah)
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede. (FOTO: MTVN/Eko Nordiansyah)

Penetapan Asumsi Makro Harus Didasarkan pada Kondisi Riil

Eko Nordiansyah • 16 Agustus 2016 13:38
medcom.id, Jakarta: Pemerintah akan menetapkan sejumlah asumsi makro untuk perekonomian Indonesia tahun depan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN). Asumsi makro akan memuat target pertumbuhan ekonomi, inflasi, kurs rupiah, suku bunga serta perkiraan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP).
 
"Asumsi-asumsi makro Indonesia mestinya didasarkan pada kondisi riil pada ekonomi dalam negeri dan mempertimbangkan juga kondisi ekonomi global," kata Ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada Metrotvnews.com, di Jakarta, Selasa (16/8/2016).
 
Dirinya menambahkan, asumsi yang realistis akan memudahkan kinerja pemerintah karena tidak terbebani target tinggi. Selain itu dengan asumsi makro yang realistis, ekspektasi pasar terhadap kinerja pemerintah tidak berlebihan.

Di sisi lain, pemerintah juga perlu melakukan evaluasi paket-paket kebijakan yang telah diterbitkan. Pasalnya, lanjut Josua, hingga paket jilid XII yang telah diterbitkan masih banyak yang belum diimplementasi di lapangan.
 
Sementara itu, untuk menanggapi pelemahan ekonomi yang bisa terjadi secara tiba-tiba, pemerintah perlu menyiapkan kebijakan counter cyclical. Salah satu caranya dengan mendorong program padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja.
 
"Pemerintah perlu mendorong kebijakan counter cyclical yang dapat menghambat tren perlambatan pertumbuhan ekonomi dengan lebih memprioritaskan program padat karya yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar sehingga isu ketimpangan dan pengangguran juga dapat dibenahi," pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan