"Jadi, tolong Bank Indonesia langsung turunkan suku bunga 50 basis poin. Kekhawatiran BI terhadap The Fed berlebihan. Kekhawatiran bahwa uang akan keluar dari Indonesia ke AS itu dari mana? Akan ditaruh di mana-mana uang mereka (AS) karena 'return'-nya masih nol persen," katanya sebagaimana dikutip dari Antara, di Jakarta, Kamis (17/12/2015).
Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin atau 0,25 persen. Faisal mengatakan, dengan kenaikan suku bunga The Fed sebesar 0,25 persen tersebut maka suku bunga AS saat ini adalah 0,50 persen. Sementara tingkat inflasi di Negeri Paman Sam tersebut hingga November 2015 tercatat juga sebesar 0,50 persen.
"Jadi, sesungguhnya suku bunga di AS masih nol. Sementara di Indonesia suku bunga BI saat ini sebesar 7,5 persen dan inflasi sebesar yoy 4,89 persen, masih ada selisih sekitar 2,6 persen. Bank Indonesia 'behavior'-nya ini rentenir," kata Faisal.
Menurut dia, Bank Indonesia menginginkan "net interest margin" (NIM) perbankan turun, akan tetapi mereka menciptakan kenaikan NIM tersebut. Bank Indonesia, lanjut Faisal, sejak dipimpin Agus Martowardjojo sudah menaikkan suku bunga sebanyak tujuh kali.
Bank Indonesia, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Kamis memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50 persen, dengan suku bunga "deposit facility" 5,50 persen dan "lending facility" pada level 8,00 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id