"Untuk global bond, saat ini kita sudah selesai, tadi Samurai bond terakhir di Juli," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman dalam video conference di Jakarta, Jumat, 24 Juli 2020.
Pada Januari 2020, pemerintah menerbitkan surat utang valuta asing (valas) sebesar USD2 miliar dan satu miliar euro. Kemudian pemerintah menerbitkan tiga seri Surat Utang Negara (SUN) global berdenominasi dolar AS dengan total USD4,3 miliar pada April 2020.
Selanjutnya pada Juni 2020, pemerintah menerbitkan sukuk global senilai USD2,5 miliar. Terakhir pemerintah akan menerbitkan Samurai Bonds sebesar Rp13,5 triliun atau 100 miliar yen Jepang.
Meski begitu Luky menyebut pemerintah akan secara fleksibel melihat perkembangan pasar ke depan, termasuk perbaikan kondisi perekonomian global maupun domestik.
"Jadi saya enggak bilang, di semester II akan ada penerbitan lagi, tapi at least saat ini sementara kita untuk global bond kita cukupkan. Karena kita akan banyak menggunakan pinjaman proyek di semester II," jelas dia.
Adapun pemerintah masih akan menarik pinjaman program dari lembaga internasional sebesar USD5,5 miliar di semester II-2020. Total keseluruhan penarikan pinjaman dari lembaga multilateral untuk tahun ini mencapai USD7,3 miliar.
"Pinjaman program ini kita keseluruhan tahun ini pipeline USD7,3 miliar. Disampaikan tadi USD1,8 miliar sudah di semester I, semester II indikatif karena masih nego terus dengan lender mitra kita itu sebesar USD5,5 miliar," ungkapnya.
Hingga semester I-2020, pemerintah sudah menarik pinjaman senilai USD1,8 miliar yang berasal dari Bank Dunia sebesar USD300 juta, Bank Pembangunan Asia (ADB) USD500 juta, Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW) 500 juta euro, Agence Francaise de Developpement (AFD) 100 juta euro, dan Japan International Cooperation Agency (JICA) 31,8 miliar yen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News