"Kita dalam financing defisit yang tambah, banyak layer alternatif. Jadi tidak ujug-ujug saya minta Pak Perry (Gubernur Bank Indonesia) Rp400 triliun, tidak kayak gitu," kata dia dalam video conference di Jakarta, Rabu, 1 April 2020.
Presiden Joko Widodo sendiri telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan. Ada beberapa alternatif sumber anggaran yang bisa digunakan pemerintah.
Sri Mulyani menambahkan pemerintah bisa menggunakan Sisa Anggaran Lebih (SAL), dana abadi, hingga dana yang dikelola oleh Badan Layanan Umum (BLU). Selain itu, pemerintah juga bisa mendapatkan penambahan dana dari pengurangan penyertaan modal negara (PMN) kepada BUMN.
"Pertama saya punya SAL masih ada Rp160 triliun, saya masih punya banyak dana abadi yang selama ini dikumpulkan, masih ada dana BLU. Jadi layer-nya banyak. Tapi karena tidak tahu akan seberapa lama dan dalam, kita buka (berbagai alternatif pembiayaan) tadi," jelas dia.
Pemerintah juga melakukan penghematan belanja negara sekitar Rp190 triliun baik dari anggaran kementerian/lembaga maupun transfer ke daerah, dan realokasi cadangan Rp54,6 triliun. Di samping itu, ada dana yang disiapkan oleh sejumlah lembaga keuangan internasional yang bisa dimanfaatkan pemerintah untuk menangani covid-19.
"Sekarang Bank Dunia umumkan USD160 miliar untuk tambahan ke semua negara yang hadapi covid-19. ADB ada emergency funding yang bisa diakses oleh negara anggota. Jadi lembaga internasional juga adjust karena itu yang diminta G20. Mereka diminta step up tingkatkan kemampuan untuk bantu," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id