"Yunani tidak setuju dengan proposal restrukturisasi utang, di Yunani terjadi bank rush USD2 miliar ditarik dalam tiga hari. Kalau ini tidak dilakukan kesepakatan akan berdampak ke (perekonomian) dunia bahkan Indonesia. Ini perlu diwaspadai," ujar Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo, di kantor yang terletak di Jalan IR H Juanda Nomor 28, Jakarta Pusat, Senin (22/6/2015).
Dirinya menambahkan, sebetulnya kalau Yunani mau menerima dana dari Uni Eropa, bisa tersedia dana sampai 7,2 miliar euro dan itu bisa memenuhi kewajiban utang Yunani yang jatuh tempo pada Juni. "Namun, di akhir minggu kemarin ada satu ketidaksepahaman. Jadi, hari ini masih akan ada pembicaraan tentang euro menyikapi itu," lanjut dia.
Untuk itu, Agus meminta agar Indonesia bisa menjaga nilai tukar rupiah yang tetap terjaga volatilitasnya. Walaupun sampai dengan minggu kemarin, menurut Agus, depresiasi rupiah ada di kisaran 7,5 persen year to date (ytd). Meskipun demikian, jika dibandingkan dengan negara berkembang lainnya, seperti Turki, Brasil dan Rusia, kondisi perekonomian Indonesia masih dikatakan lebih baik.
"Kalau dibandingkan dengan Brasil dengan 16 persen, atau Turki yang 15 persen, dan Rusia juga yang tinggi, kondisi Indonesia kurang lebih seperti kondisi Malaysia. Jadi secara umum kita yakin ini akan bisa kita lewati dan secara umum kondisi ekonomi Indonesia dalam keadaan yang masih dapat dikatakan baik," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News