Meski demikian, bank sentral akan tetap menjadi standby buyer bagi surat utang pemerintah yang diterbitkan. Oleh karena itu, penerbitan melalui skema private placement langsung kepada BI tidak akan dilakukan lagi pada tahun depan.
"BI sebagai standby buyer akan dipertahankan, tapi pembiayaan melalui private placement itu eksepsional hanya one off untuk 2020," kata dia, dalam video conference di Jakarta, Jumat, 14 Agustus 2020.
Ia menambahkan BI akan dilibatkan dalam setiap lelang surat utang negara dalam rangka memberi kestabilan dan keseimbangan antara supply dan demand. Jika diperlukan maka bank sentral bisa melakukan pembelian dengan skema yang ada.
Untuk tahun depan, pemerintah menetapkan pembiayaan anggaran sebesar Rp971,2 trilin atau turun 6,5 persen dari tahun ini yang Rp 1.039,2 triliun. Pembiayaan anggaran 2021 untuk menutup defisit anggaran yang diproyeksi 5,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Sri Mulyani menjelaskan pemerintah akan mengoptimalkan dari sisi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) baik dari domestik maupun global. Termasuk penerbitan SBN ritel untuk pendalaman pasar surat utang oleh investor domestik.
"Kita akan oportunistik dan mencari momen maupun kesempatan bagi kita untuk menerbitkan SBN baik domestik ritel dan nonritel, konvensional dan syariah, maupun global berdasarkan timing," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id