"Jangan untuk impor dan jangan untuk yang sifatnya fisik saja. APBN 2023 harus mendorong ekonomi yang berkualitas. Ini momentum yang baik pasca pandemi covid-19 dan sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 1 Juni 2022.
Gobel menuturkan ekonomi yang berkualitas adalah ekonomi yang memakmurkan seluruh lapisan masyarakat melalui pemerataan ekonomi dan kuatnya industri nasional, dengan mengandalkan SDM berkualitas.
Menurutnya, kemakmuran lebih mudah dicapai jika fokus pada pembangunan pertanian, peternakan, perikanan-kelautan, pariwisata, ekonomi kreatif, dan UMKM. Semua sektor itu, katanya, melibatkan tenaga kerja yang besar dan bertumpu di pedesaan serta masyarakat lapis bawah.
"Utamanya pertanian. Selain menjaga nilai tukar petani, juga menaikkan produktivitas pertanian. Ini juga akan memperkuat pangan nasional. Apalagi krisis pangan dunia mulai mengancam akibat climate change, pandemi, dan konflik Rusia-Ukraina," ungkapnya.
Sementara itu, di era persaingan global, Indonesia harus memiliki daya dukung ekonomi nasional yang kuat dan kualitas sumberdaya manusia yang kompetitif. Indonesia mesti menguasai pasar dalam negeri dengan produk-produk lokal.
"Biasanya, pasangan ekonomi seperti itu adalah cuma mengimpor dan menjual. Tak butuh kecanggihan apapun. Ekonomi yang semacam ini tak menghasilkan peradaban. Hanya menghasilkan orang-orang kaya yang tercerabut dari akar bangsanya sendiri. Indonesia tak didirikan untuk menjadi negeri dan bangsa semacam itu," tambah Gobel.
Ia menambahkan di tengah gencarnya pembangunan infrastruktur, Indonesia justru masih melakukan impor untuk barang-barang yang justru sudah bisa diproduksi di dalam negeri. Padahal, pemerintah telah memiliki regulasi tentang keharusan penggunaan produk dalam negeri tentang Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
"Hal ini sangat tak memperkuat ekonomi nasional. Padahal itu proyek negara. Ini juga berarti, APBN kita untuk membayar upah buruh negara lain. Jadi sama saja membuat makmur rakyat negara lain dan memperkuat industri negara lain," pungkas dia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya menyampaikan sejumlah asumsi dasar penyusunan RAPBN 2023, yaitu pertumbuhan ekonomi 5,3-5,9 persen, inflasi 2-4 persen, nilai tukar rupiah Rp14.300-Rp14.800 per dollar AS, tingkat suku bunga SBN 10 tahun 7,34-9,16 persen, harga minyak mentah 80-100 dolar AS per barel, lifting minyak bumi 619-680 ribu barel per hari, dan lifting gas 1,02-1,11 juta barel setara minyak per hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News