Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto menuturkan kementerian/lembaga (k/l) mulai mendorong proyek percontohan industri 4.0 di industri makanan dan minuman. Seperti sebuah pabrik makanan di Surabaya.

Sumber: Kemenperin
Namun tenaga kerja manusia tetap dikombinasikan dengan penggunaan sistem internet-teknologi mesin karena revolusi industri 4.0 ini dianggap distraktif terhadap pekerja. Hal itu menjadi penting dilakukan dalam rangka menekan tingkat pengangguran di Indonesia.
"Jadi kami dorong teknologi ini tetap dikombinasikan dengan labour intensif. Bisa saja produk itu punya ukuran dan formasi yang beda," kata Airlangga, dalam acara Quo Vadis Ekonomi Digital Indonesia, di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Rabu, 21 Februari 2018.

Sumber: Kemenperin
Airlangga menambahkan kelima sektor tersebut diprediksi akan berkontribusi sebesar 70 persen dari total PDB nonmigas pada 2030, sebanyak 60 persen untuk ekspor manufaktur, dan 65 persen peningkatan pada jumlah tenaga kerja di sektor manufaktur.
Implementasi revolusi Industri 4.0 tak cuma didorong untuk industri skala besar tapi juga menyasar Industri Kecil dan Menengah (IKM). Saat ini, Kemenperin telah meluncurkan program e-Smart IKM guna meningkatkan akses pasar melalui internet marketing. Kerja sama dilakukan dengan beberapa marketplace dalam negeri, di antaranya Tokopedia, Blibli, Shopee, Bukalapak, dan Blanja.

Sumber: Kemenperin
"Kesiapan menjadi salah satu dari 10 negara dengan PDB terbesar di dunia, sebesar 10 persen ekspor akan berkontribusi kepada PDB, mencapai dua kali lipat produktivitas tenaga kerja, dan sekitar dua persen kegiatan litbang dari total PDB," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News