Penghematan untuk membesarkan ruang fiskal tahun ini karena kebijakan harga BBM subsidi naik sebesar Rp9,5 triliun. Dan untuk tahun depan bisa mencapai Rp110-140 triliun.
"Kalau sekarang model subsidi harga, saving-nya bisa naik bisa turun," terang Bambang Bambang dalam kesempatan bincang media di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (18/11/2014).
Bambang menuturkan selama ini kredibilitas anggaran terganggu oleh lonjakan subsidi dan kurs. "Capai mengurus anggaran yang enggak bisa dipegang tiap tahun," ucapnya.
Namun, hal ini berbeda apabila pemerintah menggunakan model subsidi tetap di mana pemerintah nantinya bisa menetapkan besaran ruang fiskal. Dengan menggunakan model subsidi tetap, pemerintah lebih bisa mematok berapa subsidi yang akan ditanggung pemerintah tanpa harus mengikuti pergerakan harga minyak internasional dan kurs rupiah terhadap dolar. Selama ini, pemerintah menanggung besaran subsidi sesuai dengan harga minyak internasional.
"Kita kasih jumlah tertentu, misal untuk premium pemerintah mematuh hanya mensubsidi sebesar Rp1.000, solar Rp2.000, ya sudah kalau kita kalikan di 2015. Premium dengan kuota 30 juta kiloliter dikalikan Rp1.000 berarti Rp30 triliun, solar kuota 16 juta kiloliter dikalikan Rp2.000 sekitar Rp32 triliun. Jadi yang di-cover pemerintah hanya Rp62 triliun," beber dia.
Jadi, saat harga minyak internasional naik otomatis harga keekonomian BBM subsidi pun mengikuti. Taruhlah, saat ini harga keekonomiannya Rp10.000 untuk jenis premium, pemerintah hanya menyubsidi sebesar Rp1.000 saja, berarti masyarakat membeli premium dengan harga Rp9.000.
Nanti ketika harga minyak internasional naik dan harga keekonomiannya menjadi Rp11.000 maka masyarakat harus membeli dengan harga Rp10.000 karena pemerintah hanya mensubsidi Rp1.000.
"Kalau mengikuti yang pernah dilakukan tahun 2002 harga setiap bulan ditentukan pemerintah. Kalau pun naik, tidak langsung Rp1.000-2.000, mungkin naiknya Rp300-500. Misalnya harga awal Rp8.500 (harga sekarang), tahu-tahu bulan depan harga minyak naik maka harga BBM pun naik Rp8.800 bulan depannya lagi bisa turun Rp8.700 tergantung minyak internasional. Jadi bisa bergerak disekitar itu," jelasnya.
Dalam kesempatan berbeda, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut, pemerintah akan mengkaji untuk menggunakan subsidi tetep tahun depan. "Nanti tahun depan kita akan memperhitungkan itu subsidi tetap," tutur JK panggilan Jusuf Kalla.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id