"Lima tahun ke depan mohon maaf saya sudah enggak ada beban. Saya sudah enggak bisa menyalonkan lagi. Jadi apapun yang paling baik, terbaik untuk negara akan saya lakukan," tegas Jokowi di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis, 9 Mei 2019.
Jokowi meminta pemerintah pusat hingga daerah menyederhanakan izin dan birokrasi. Ia tak akan sungkan memangkas lembaga yang tak diperlukan dan justru membuat rumit birokrasi.
Ia menilai organisasi yang sederhana memudahkan negara berkembang. Kesederhanaan itu memberikan fleksibilitas dalam mengeluarkan sebuah kebijakan. Hal ini diperlukan mengingat perubahan global yang begitu cepat.
"Hati-hati, jangan rutinitas, jangan pola-pola lama, tradisi lama diteruskan, stop. Kita harus berhenti," kata Jokowi.
Jokowi geram dengan rumitnya perizinan di Indonesia. Padahal, masalah ini telah berulang kali disampaikan kepada lembaga dan pemerintah daerah.
"Kita ini lebih dari 20 tahun tidak bisa menyelesaikan yang namanya defisit transaksi berjalan, defisit neraca perdagangan, karena apa? Ekspor," kata Jokowi.
Jokowi juga menyinggung masalah investasi di Indonesia. Izin yang cukup banyak membuat investor enggan menanamkan modal. Perizinan yang berbelit ini terjadi di pusat hingga daerah.
Jokowi menyebut tak ada penyelesaian serius mengenai rumitnya izin investasi ini. Padahal, ada banyak investor yang tertarik menanamkan modal di Indonesia.
"Orangnya datang-datang, ingin tapi tidak netas karena kita tidak bisa mengeksekusi dan merealisasikan, izin bulet- kaya gini, contoh saja pembangkit listrik baik tenaga uap, angin, panas bumi, semuanya ruwet, ruwet, ruwet," keluh Jokowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News