Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Menkeu Klaim Defisit Anggaran Indonesia Lebih Baik dari Negara Lain

Suci Sedya Utami • 23 Juni 2016 14:24
medcom.id, Jakarta: Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro menegaskan bahwa defisit anggaran Indonesia masih dalam level yang aman sekarang ini. Penegasan Bambang itu sekaligus merespons pandangan saat ini yang menilai utang Indonesia melejit untuk menutupi defisit fiskal yang membengkak.
 
Dalam hal ini, Bambang mencoba membandingkan defisit fiskal Indonesia dengan negara-negara lain dalam berbagai kategori, baik negara berkembang, negara maju, maupun negara penghasil minyak. Perbandingan dilakukan guna mengetahui bahwa tingkat defisit Indonesia lebih baik.
 
Berdasarkan data 2015, defisit anggaran 2015 Indonesia berada di posisi 2,52 persen. Artinya bisa dijaga untuk tidak sampai batas yang diatur dalam Undang-Undang (UU) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yakni tiga persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Bambang mengklaim defisit Indonesia lebih baik bila dibandingkan dengan negara berkembang seperti Tiongkok sebesar 2,74 persen, India 7,1 persen , Malaysia 3,03 persen, Vietnam 6,5 persen, Polandia 2,9 persen, Argentina 7,3 persen, Brazil 10 persen, Colombia 2,84 persen, dan Peru 2,04 persen.
 
Adapun tingkat defisit yang lebih baik dibandingkan dengan Indonesia yakni Filipina yang hampir mendekati level nol persen, Turki 1,6 persen, Chili 2,34 persen, Peru 2,04 persen dan Thailan yang surplus 0,20 persen.
 
"Jadi kalau kita lihat negara emerging yang mirip-mirip kita, itu semua defisitnya lebih tinggi dari kita. Dan sangat sedikit yang surplus. Jadi kalau semua ngomong bikin budget surplus, ya kita bisa saja tapi tren di dunia ini hampir tidak ada yang surplus," kata Bambang, seperti diberitakan Kamis (23/6/2016).
 
Sementara untuk negara maju perbandingannya yakni Prancis 3,6 persen, Italia 2,6 persen, Jepang 5,2 persen, Inggris 4,4 persen, Amerika Serikat 3,7 persen dengan nominal PDB yang lebih besar berkali-kali lipat dari Indonesia. Yang lebih rendah hanya Kanada 1,7 persen dan Jerman yang surplus 0,64 persen.
 
Sedangkan dibandingkan dengan negara penghasil minyak seperti Aljazair defisitnya 15 persen, Mesir 11,7 persen, Iran 2,9 persen, kemudian Jordania 4 persen, kemudian Oman 20 persen, Kuwait 1,24 persen, Qatar surplus tapi turun dari 18 persen  menjadi 10 persen, Saudi Arabia 16 persen, serta Uni Emirat Arab dari surplus 4,9 persen menjadi defisit 4,8 persen.
 
Lebih jauh, menurut Bambang, tidak mudah bagi suatu negara mencapai surplus pada postur anggaran dengan kondisi perekonomian dunia yang sedang lesu dan kelesuan itu memiliki pengaruhnya terhadap penerimaan suatu negara.
 
"Jadi yang bisa menstimulus ekonomi ya hanya pemerintah, sehingga banyak pemerintah-pemerintah di sini yang terpaksa harus belanja lebih besar dari pada penerimaannya. Yang penting kita mengelola defisit itu, jangan sampai terlalu tinggi," pungkas Bambang.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan