Menteri Keuangan Sri Mulyani (AFP PHOTO/PRAKASH SINGH)
Menteri Keuangan Sri Mulyani (AFP PHOTO/PRAKASH SINGH)

Jokowi Minta APBN Tetap Digunakan untuk Jaga Kegiatan Ekonomi

Githa Farahdina • 03 Agustus 2016 20:47
medcom.id, Jakarta: Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta APBN menjadi sebuah instrumen untuk menjaga momentum kegiatan ekonomi sehingga kesempatan kerja bisa terus tercipta, bisa mengentaskan kemiskinan, dan mampu mengurangi kesenjangan sosial.
 
"Hari ini kita membahas penyelesaian persiapan finalisasi nota keuangan 2017. Namun tentu saja bisa menyusun APBN 2017 yang kredibel dan solid kita perlu untuk melihat kemungkinan kondisi APBN 2016," tutur Sri, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (3/8/2016).
 
Oleh karena itu, kata dia, Jokowi telah memberikan keputusan untuk kondisi yang dihadapi di 2016 dan bagaimana langkah-langkah yang diperlukan untuk membuat APBN menjadi instrumen fiskal yang kredibel. Selain itu, Jokowi meminta adanya perbaikan didalam pelaksanaan APBN dengan prinsip efisiensi.

"Oleh karena itu kami menyampaikan kepada Bapak Presiden di 2016 sebelum kita kemudian melakukan pembahasan 2017 untuk disampaikan di depan dewan pada 16 Agustus oleh Bapak Presiden," tambah dia.
 
Sri Mulyani membeberkan, di 2016, sesudah melihat realisasi dari 2014 sampai 2015 alias dalam dua tahun terakhir, penerimaan perpajakan memang mengalami tekanan yang sangat berat. Berdasarkan hitungan yang dilakukan pihaknya, dengan jatuhnya harga komoditas seperti melemahnya migas, batu bara, kelapa sawit, kemudian pertambangan, maka penerimaan negara pasti akan mengalami penurunan karena objek pajaknya nilainya menjadi menurun secara cukup besar.
 
"Kami juga melihat disektor-sektor seperti perdagangan, konstruksi yang juga mengalami situasi tekanan yang cukup terlihat dari volume aktivitas. Sampai hari ini kita melihat sektor-sektor tersebut pertumbuhannya kira-kira hanya separuh dari tahun-tahun sebelumnya," lanjutnya.
 
Selanjutnya, kondisi dunia yang mengalami pelemahan mengakibatkan perdagangan luar negeri mengalami kontraksi sehingga apabila dilihat dari statistik ekspor maupun impor, mengalami kontraksi dari kuartal pertama 2015 sampai dengan semester I-2016. Situasi semacam itu yang dilihat dari sisi harga komoditas, dan dari sisi kegiatan ekonomi yang mengalami pelamahan terutama di sektor-sektor yang selama ini memberi kontribusi cukup besar pada perekonomian yakni konstruksi perdagangan dan industri manufaktur.
 
"Serta adanya perlemahan di dalam perdagangan dunia yang tercermin dari sisi ekspor dan impor Indonesia. Maka Kemenkeu hari ini melaporkan kepada Bapak Presiden, Wapres, dan Seskab bahwa penurunan dari potensi penerimaan pajak dari 2016 akan cukup signifikan," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan