"Jadi menurut mereka Indonesia itu sangat penting untuk melakukan reformasi perpajakan, tentu saja mereka sudah tahu kita sedang melakukan amnesti pajak, dan itu justru bisa dikombinasikan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan-perbaikan di bidang perpajakan," ujar Darmin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/10/2016).
Lebih lanjut kata Darmin, Sekretaris Jenderal OECD Angel Gurria mrekomendasikan beberapa hal yang dapat dilakukan Indonesia untuk melakukan perbaikan sistem perpajakan.
"Mereka menyampaikan hal-hal seperti IT dari perpajakan, persoalan perbaikan administrasi perpajakan, kemudian ada juga mengenai tax policy," jelasnya.
Darmin menambahkan, program kerja sama antara Indonesia dengan OECD sudah berjalan kurang lebih empat tahun sejak 2012. Kerja sama yang dilakukan terdapat di beberapa bidang diantaranya reformasi perpajakan dan pendidikan.
Hal tersebut merupakan salah satu upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Menurut Darmin, diperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2016 akan berkisar di angka lima persen.
"Untuk pertumbuhan ekonomi, bahwa pada kuartal I pertumbuhan ekonomi Indonesia 4,978 persen. Kuartal II 5,18 persen, sampai situ saja. Pertumbuhan di kuartal III kita menduga 5,1-5,2 persen," paparnya.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga menyampaikan bahwa selain sedang melakukan reformasi di bidang perpajakan, saat ini, Indonesia juga sedang fokus membangun infrastruktur serta sedang menyiapkan program pendidikan dan pelatihan kejuruan.
"Presiden juga menyampaikan hal lain bahwa Indonesia juga sedang menyiapkan dan akan mendorong pendidikan dan pelatihan vakasional, presiden menyatakan itu merupakan program yang menjadi salah satu yang akan dikembangkan secara besar-besaran pada tahun depan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News