Dalam kerangka ekonomi makro 2019 yang menjadi dasar penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemerintah mengusulkan pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,4-5,8 persen.
"Di 2019 kami memperkirakan pada kisaran 5,4 hingga 5,8 persen meskipun dengan tekanan yang terjadi secara global kami perkirakan proyeksinya lebih kepada the lower end," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 4 Juni 2018.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengatakan angka tersebut akan dicapai dengan dorongan berbagai faktor di antaranya konsumsi rumah tangga serta LNPRT yang menjadi faktor pendorong utama ditargetkan tumbuh 5,1-5,2 persen, tentunya dengan memastikan daya beli masyarakat tetap terjaga.
Kemudian, investasi yang saat ini momentumnya dianggap baik sejak kuartal pertama 2018 di mana pertumbuhannya mencapai 7,8 persen. Angka ini dianggap merupakan yang terkuat semenjak terjadinya penurunan harga komoditas pada akhir 2014.
Investasi yang kuat terutama dikarenakan kepercayaan investor swasta siap dijaga sehingga komponen investasi yang tergabung dalam Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) ditargetkan bisa tumbuh di angka 7,5-8,3 persen. Lebih lanjut, kontribusi investasi pemerintah diharapkan tumbuh 2,8-3,7 persen. Kemudian, ekspor tumbuh 6,0-7,3 persen dan impor 6,2-7,6 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id