Dalam postingan di akun instagramnya, Jumat 7 Juli 2017, ia menyebut saat ini rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) masih berada di bawah 30 persen. Utang yang digunakan untuk menjaga defisit yang saat ini ada pada kisaran 2,5 persen. Angka ini pun, kata Ani, jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan negara anggota G-20.
"Dengan defisit di kisaran 2,5 persen Indonesia mampu tumbuh ekonominya di atas 5 persen, artinya stimulus fiskal mampu meningkatkan perekonomian sehingga utang tersebut menghasilkan kegiatan produktif. Dengan kata lain, Indonesia tetap mengelola utang secara prudent (hati-hati)," kata Ani.
Pemerintah pun berencana menambah utang. Hal ini ditunjukkan dari naiknya target pembiayaan melalui penerbitan surat berharga negara (SBN) Rp67,3 triliun dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (RAPBNP) 2017 sehingga menjadi Rp467,3 triliun. Dalam APBN induk, SBN yang ditetapkan sebesar Rp400 triliun.
Dalam mengajukan revisi APBN, pemerintah mengurangi target penerimaan negara dari Rp1.748,9 triliun menjadi Rp1.711,0 triliun. Sementara, belanja negara dinaikkan dari Rp1.315,5 triliun menjadi Rp1.351,6 triliun.
Maka dari itu, pemerintah menaikkan defisit anggaran menjadi 2,92 persen atau senilai Rp397,2 triliun dari sebelumnya 2,41 persen atau Rp330 triliun. Namun demikian, meskipun melebar menjadi 2,92 persen, namun diperkirakan defisit hingga akhir tahun bisa dijaga di level 2,67 persen sehingga SBN yang diterbitkan Rp433,0 triliun.
Saat ini, pemerintah mencoba mengambil kebijakan fiskal yang ekspansif sebagai stimulus untuk mendorong ekonomi serta melindungi masyarakat.
APBN, kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini, akan terus ditujukan untuk mencukupi belanja pendidikan dan kesehatan yang cukup besar, supaya SDM Indonessia tidak tertinggal dari bangsa lain.
Oleh karena itu, penerimaan perpajakan pun terus digenjot dengan reformasi pajak agar belanja dan biaya pembangunan dapat dibiayai oleh pajak, bukan utang.
Lebih jauh, pemerintah akan terus menjaga kebijakan fiskal dan defisit anggaran sesuai aturan perundangan dan dilakukan secara hati-hati dan profesional, sehingga Indonesia dapat terus maju dan sejahtera, namun tetap terjaga resiko keuangan dan utangnya.
"Dengan demikian, bangsa ini akan sejajar dengan negara maju di dunia dan mempunyai martabat yang tinggi dengan tercapainya keadilan dan kemakmuran," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id