Ilustrasi ekonomi Indonesia. Foto: dok MI.
Ilustrasi ekonomi Indonesia. Foto: dok MI.

Meski Diprediksi Melambat, Ekonomi RI Masih Lebih Baik dari Negara Lain

M Ilham Ramadhan • 25 Desember 2022 14:37
Jakarta: Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2023 diperkirakan akan lebih rendah dari tahun ini. Itu disebabkan oleh kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia, normalisasi harga komoditas dan perlambatan ekonomi global yang menekan kinerja ekspor nasional.
 
Kendati demikian, ekonomi Indonesia dinilai masih berdaya tahan dan bakal memiliki kondisi yang lebih baik dibandingkan negara-negara lain. Ancaman resesi juga dinilai tidak akan terjadi. Hal tersebut karena ekonomi domestik di Tanah Air akan tumbuh menguat.
 
"Kenaikan UMR (Upah Minimum Regional) yang tinggi untuk 2023 menjadi salah satu faktor yang dapat mendukung daya beli konsumen di tahun depan. Secara keseluruhan kami memperkirakan pertumbuhan PDB 2023 di kisaran 4,5 persen sampai 5,0 persen," ujar Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Katarina Setiawan melalui keterangannya yang dikutip pada Minggu, 25 Desember 2022.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Selain itu, Bank Indonesia (BI) juga diperkirakan tak akan mengambil kebijakan suku bunga yang agresif di tahun depan. Diperkirakan puncak kenaikan suku bunga bank sentral RI terjadi pada paruh pertama di 2023.
 
Baca juga: BI Perkirakan Inflasi Capai 0,48% pada Desember 2022

 
Level suku bunga tersebut diprediksi berkisar 5,50 persen hingga 5,75 persen dan akan berhenti naik sampai penghujung 2023. "Ekspektasi kenaikan suku bunga Amerika yang lebih terbatas akan mengurangi tekanan bagi BI untuk menaikkan suku bunga," kata Katarina.
 
Ia juga memproyeksikan pada tahun depan perputaran uang di dalam negeri bakal melonjak signifikan. Sebab, 2023 merupakan tahun pemilu menjelang Pilpres di 2024. Momen tersebut bakal menjadi pendorong peningkatan konsumsi rumah tangga.
 
"Tentunya ini menjadi hal positif bagi ekonomi Indonesia yang memang bergantung pada konsumsi domestiknya. Terlebih, di tahun 2024 mendatang Pemilu Presiden dan Legislatif dilakukan serentak, membuat belanja pemilu dapat lebih tinggi dari biasanya dan memberikan dampak positif lebih besar bagi konsumsi," jelasnya.
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
 
(HUS)



LEAVE A COMMENT
LOADING

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif