Ilustrasi suguhan makanan di restoran. Foto: Unplash.
Ilustrasi suguhan makanan di restoran. Foto: Unplash.

Ngeri! Sampah Makanan Bikin Indonesia Rugi Rp551 Triliun per Tahun, Ini Solusinya!

Annisa ayu artanti • 17 Mei 2025 12:06
Jakarta: Kamu pernah membuang makanan sisa tanpa berpikir panjang? Ternyata, kalau semua orang melakukan hal yang sama, dampaknya bisa sangat serius. 
 
Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkapkan bahwa Indonesia mengalami kerugian ekonomi sekitar Rp551 triliun per tahun akibat tingginya intensitas sampah makanan.
 
Nilai kerugian ini setara 4-5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Bayangkan, uang sebanyak itu hilang hanya karena makanan tidak termakan hingga akhirnya terbuang percuma!

“Akibat besarnya intensitas sampah pangan ini setidaknya dampak kerugian ekonomi yang diperkirakan mencapai sekitar Rp551 triliun per tahun atau setara dengan 4-5 persen PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia,” kata Direktur Kewaspadaan Pangan Bapanas, Nita Yulianis, dilansir Antara, Sabtu, 17 Mei 2025.

23-48 juta ton makanan terbuang setiap tahun!

Indonesia mencatatkan jumlah sampah makanan yang sangat besar, yakni antara 23 juta hingga 48 juta ton per tahun. 
 
Angka ini bukan cuma bikin miris, tapi juga memicu berbagai dampak lanjutan, mulai dari kerugian ekonomi hingga peningkatan emisi gas rumah kaca.
 
Sampah makanan juga menjadi tantangan besar di sektor pariwisata. Bayangkan berapa banyak makanan yang dibuang di hotel, restoran, atau acara-acara besar yang tidak dikelola dengan efisien.
 
“Bagaimana kita mengurangi baik waste kelebihan makanan ketika sudah jadi, di hotel ataupun restoran atau bahkan sebelum mereka masak sudah bisa mengefisiensi di dalam pengelolaan bahan bakunya. Ini harus dibuat mekanismenya supaya ini benar-benar efisien nantinya ke depan, jadi bisa mengurangi waste dari makanan baik sebelum maupun setelah diolah,”
ujar Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf, Rizki Handayani Mustafa.
 
Baca juga: Indonesia Tempat Sampah Dunia? Ini Tanggapan WALHI

Saatnya bergerak bersama! pariwisata dan retail diajak peduli

Untuk menanggulangi masalah ini, Bapanas sejak 2022 mendorong Gerakan Selamatkan Pangan (GSP). Gerakan ini mengajak semua pihak mulai dari akademisi, pelaku usaha, pemerintah, hingga media untuk bareng-bareng mengurangi sisa makanan secara terukur dan berkelanjutan.
 
Langkah-langkah konkret pun sudah dijalankan. Sejak Desember 2022, Bapanas menjalin kerja sama dengan enam asosiasi dari sektor retail, perhotelan, restoran, pusat perbelanjaan, industri pangan, dan katering. Lalu, tiga organisasi penyelamat pangan yaitu Foodbank of Indonesia (FOI), FoodCycle Indonesia, dan Yayasan Surplus Peduli Pangan.
 
“Bapanas telah melakukan penandatangan kerja sama dengan enam asosiasi di bidang retail, perhotelan, restoran, pusat perbelanjaan, industri pangan dan catering serta tiga penggiat pangan atau bank pangan yaitu Foodbank of Indonesia (FOI), FoodCycle Indonesia dan Yayasan Surplus Peduli Pangan,”
imbuh Nita.
 
Menurut Bapanas, langkah paling utama dalam mengatasi sampah makanan adalah pencegahan, bukan sekadar pengelolaan sampah yang sudah jadi. 
 
Setelah itu, makanan yang masih layak dikonsumsi bisa disalurkan ke lembaga penyelamat pangan, tentunya dengan memastikan standar keamanan pangan tetap terjaga.
 
Upaya ini juga sejalan dengan arahan Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, yang menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak untuk menangani masalah sisa dan susut pangan.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan