Akibatnya, volume penjualan IHT anjlok hingga dua digit sampai dengan semester I-2020. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan memberikan dukungan berupa kebijakan yang dapat menjaga keseimbangan ekosistem IHT, utamanya adalah segmen sigaret kretek tangan (SKT) yang padat karya.
Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk Mindaugas Trumpaitis mengatakan sekitar 70 persen dari total pekerja IHT berada pada segmen SKT. Ia mencontohkan, dibutuhkan 2.700 pekerja linting untuk memproduksi satu miliar batang rokok kretek tangan, sementara hanya dibutuhkan 21 orang saja untuk memproduksi satu miliar batang rokok mesin.
"Untuk itu, kami berharap ada keberpihakan bagi segmen SKT dengan tidak menaikkan tarif cukai dan Harga Jual Eceran (HJE) untuk 2021. Selain sebagai segmen padat karya, keberadaan pabrik SKT juga memiliki multiplier effect yang signifikan di bidang sosial dan ekonomi di wilayah lokasi pabrik," kata dia dalam Paparan Publik Sampoerna, Senin, 21 September 2020.
Sampoerna, juga telah berupaya melakukan sejumlah inisiatif agar segmen SKT mampu bertahan selama pandemi covid-19, termasuk melalui strategi ekuitas portofolio SKT. Ini bertujuan agar Sampoerna dapat tetap mempekerjakan sekitar 60 ribu pekerjanya, baik langsung maupun tidak langsung. Ia mengatakan, 50 ribu orang di antaranya merupakan pekerja SKT Sampoerna yang bekerja di empat pabrik SKT dan 38 Mitra Produksi Sigaret yang tersebar di 27 kota/kabupaten di pulau Jawa.
Ia menambahkan, hal ini sekaligus bentuk upaya Sampoerna dalam mendukung tujuan pemerintah untuk mempertahankan lapangan pekerjaan bagi warganya di tengah situasi pandemi covid-19.
Mindaugas memperkirakan, kinerja IHT akan anjlok 15 persen hingga akhir tahun ini, bahkan bisa berlanjut sampai tahun depan. Maka itu, Mindaugas berharap pemerintah mendukung upaya pemulihan IHT melalui kenaikan cukai rokok mesin secara moderat sesuai dengan laju inflasi.
Mindaugas khawatir, kenaikan cukai rokok mesin yang terlalu tinggi justru akan memicu peningkatan rokok ilegal yang dapat mengancam penerimaan negara serta aspek kesehatan. Apalagi saat ini terjadi perubahan pola konsumen dari rokok golongan 1 dengan tarif cukai tertinggi ke golongan di bawahnya yang jauh lebih murah.
Ia berharap, pemerintah dapat mencegah hal ini dengan cara mengurangi selisih tarif cukai rokok mesin golongan 1 dengan golongan di bawahnya sehingga penerimaan negara lebih optimal.
"Dengan usulan ini, kami meyakini bahwa pemerintah dapat mengoptimalkan penerimaan perpajakannya dari produk-produk tembakau seraya membantu memulihkan dampak terhadap IHT, termasuk petani tembakau dan cengkeh," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id