Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, penurun BI rate sejalan dengan ruang pelonggaran kebijakan moneter yang cukup terbuka, dengan terjaganya stabilitas makroekonomi, serta mempertimbangkan pula dengan meredanya ketidakpastian pasar keuangan global pascakenaikan Fed Fund Rate (FFR).
"Keputusan ini sejalan dengan ruang pelonggaran kebijakan moneter semakin terbuka dan dengan terjaganya stabilitas ekonomi domestik," kata Agus, di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (18/2/2016).
Dirinya menambahkan, penurunan suku bunga acuan diharapkan pula dapat memperkuat pelonggaran kebijakan makroprudensial di mana BI juga menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar satu persen dari 7,50 persen menjadi 6,50 persen berlaku efektif sejak 16 Maret 2016.
Selain itu, BI juga akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dalam pengendalian inflasi, khususnya yang disebabkan gejolak harga pangan. Koordinasi BI-pemerintah juga guna penguatan stimulus pertumbuhan, dan reformasi struktural, sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Sebelumnya, BI telah menurunkan suku bunga acuan dari 7,50 persen ke 7,25 persen pada Januari 2016. Penurunan tersebut setelah BI mempertahankan level BI rate di level 7,50 persen sejak Februari sampai dengan Desember 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id