"Tingkat pertumbuhan lima persen ini cukup besar di tengah semua hal yang terjadi di global," kata Direktur ADB untuk Indonesia Jiro Tominaga dalam media briefing akhir tahun ADB di Indonesia, Jakarta, dilansir Antara, Jumat, 15 Desember 2023.
Jiro menyampaikan, permintaan domestik telah mengambil alih dari peran ekspor komoditas sebagai pendorong pertumbuhan.
Ketika lonjakan ekspor mulai berkurang, kontribusi permintaan domestik terhadap pertumbuhan kembali seperti sebelum pandemi covid-19.
Ke depan, normalisasi penuh dari mobilitas dan daya beli yang lebih tinggi, dengan inflasi yang lebih rendah akan memicu kembalinya belanja.
Baca juga: Bank Dunia 'Sunat' Proyeksi Ekonomi Indonesia Jadi 4,9%, Kenapa? |
Dia berpendapat, Indonesia cepat pulih dari pandemi. Pertumbuhan rata-rata Indonesia tercatat sebesar 5,3 persen selama 2011–2019, sebelum turun sebesar 2,1 persen pada 2020 karena covid-19.
Berkat kebijakan makroekonomi pemerintah yang tepat waktu, tepat, dan berani, PDB Indonesia tumbuh sebesar 3,7 persen pada 2021 dan 5,3 persen pada 2022.
Selain itu, Indonesia mendapatkan kembali status ekonomi berpendapatan menengah atas, berdasarkan perkiraan Bank Dunia mengenai pendapatan nasional bruto nominal per kapita pada 2022.
Jiro mengatakan tugas Indonesia pascapandemi yakni meningkatkan pertumbuhan melebihi enam persen. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) memperkirakan agar Indonesia bisa menjadi negara berpendapatan tinggi pada 2045, PDB harus meningkat setidaknya persen setiap tahunnya.
"Hal ini merupakan salah satu tantangan dalam jangka menengah ke depan," ucap dia.
Maka dari itu, ia menilai Indonesia membutuhkan reformasi struktural yang berkelanjutan untuk mendorong pengembangan dan produktivitas sumber daya manusia, memperbaiki lingkungan bisnis, serta industrialisasi sektor manufaktur dapat meningkatkan potensi pertumbuhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News