"Arah kebijakan BI secara umum fokus pada stabilisasi ekonomi makro dan posisi moneter, kami ingin yakinkan inflasi sesuai target dan kita cukup percaya bahkan inflasi lebih baik. Dalam waktu bersama CAD diarahkan sebesar 2,5-3 persen," ungkap Gubernur BI, Agus Martowardojo, ketika ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3/2015).
Menurut Agus, demi menjaga CAD sesuai target, maka harus ada arah kebijakan yang selalu mempertimbangkan cadangan devisa yang sehat. Sedangkan rupiah juga akan selalu dijaga, agar CAD itu sesuai target. Maka dari itu, harus ada keseimbangan pengelolaan Utang Luar Negeri (ULN) yang lebih sehat.
"Kami juga dorong upaya pendalaman pasar uang yang disertai kegiatan fasilitas lindung nilai, perusahaan akan menata agar tidak ada risiko likuiditas, kredit, dan kurs berlebihan. Tentu BI mendorong agar perbankan akan memfasilitasi fasilitas lindung nilai, BI juga mendorong supaya terus terjadi penggunaan transaksi rupiah dalam negeri," tegasnya.
Seperti diketahui, Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro, menyebutkan paket kebijakan yang akan dikeluarkan pemerintah dalam waktu dekat ini bisa mengecilkan CAD di bawah tiga persen. "Kita usahakan menuju 2,5 persen," jelas dia.
Bambang mengatakan, pemerintah terus melakukan upaya keras dalam mengurangi defisit transaksi berjalan dengan berbagai cara. "Ya pokoknya kita upayakan, enggak ada yang pasti memang, tapi intinya kita bergerak mengarah pengurangan," sebut dia.
Kinerja perbaikan ekonomi Amerika Serikat memang sangat dahsyat dan membuat ekonomi terutama perkembangan nilai tukar negara lainnya ketar-ketir, tak terkecuali Indonesia. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sempat terseok hingga level Rp13.200 per USD, membuat pemerintah mengambil respons cepat atas kondisi ini.
Pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo bakal mengeluarkan setidaknya delapan paket kebijakan. Delapan paket tersebut diharapkan bisa membantu penguatan rupiah dengan memperkecil defisit transaksi berjalan.
"Pemerintah akan merespons pada akhir bulan ini dengan mengeluarkan paket kebijakan. Paket di Maret ini adalah inisiatif untuk membuat ekonomi kita lari," terang Menko Perekonomian Sofyan Djalil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News