Ia mengatakan pendapatan negara pada 2022 sekitar Rp1.823,5 triliun hingga Rp1.895,4 triliun atau 10,18 persen sampai 10,44 persen PDB. Sementara belanja sebesar Rp2.631,8 triliun hingga Rp2.775,3 triliun atau 14,69 persen hingga 15,29 persen PDB.
"Sehingga dalam hal ini, defisit (anggaran) masih ada di kisaran 4,5 hingga 4,85 persen dari GDP kita," katanya dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2021, Kamis, 29 April 2021.
Untuk belanja pemerintah pusat, Sri Mulyani memperkirakan sebesar Rp1.856 triliun sampai dengan RP1.929,9 triliun pada tahun depan. Sedangkan untuk transfer ke daerah dan dana desa diproyeksikan sebesar Rp775,8 triliun sampai Rp845,3 triliun.
"Belanja pemerintah pusat kita ada di 10,36 sampai 10,63 persen dan transfer ke daerah di 4,33 hingga 4,66 persen dari GDP," ungkapnya.
Ia merinci penerimaan perpajakan ditargetkan bisa mencapai Rp1.499,3 triliun hingga Rp1.528,7 triliun, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) ditargetkan Rp322,4 triliun hingga Rp363,1 triliun, dan hibah ditargetkan Rp1,8 triliun hingga Rp3,6 triliun.
"Dengan postur ini kita akan terus mendetailkan dari sisi pendapatan negara seperti tadi telah saya sampaikan reform di bidang perpajakan maupun PNBP yaitu menggali dan meningkatkan basis pajak kita, memperkuat sistem perpajakan dengan membangun core tax dan juga terus melakukan sinergi antara pendapatan pajak dan bukan pajak," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id