Dalam keterangan tertulisnya, BI memandang pergerakan IHK selama Agustus tetap terkendali karena masih berada dalam kisaran sasaran 3,5 persen plus minus satu persen. Bahkan deflasi yang terjadi pada periode Iduladha tahun ini lebih baik ketimbang Iduladha dalam empat tahun terakhir.
"Deflasi yang terjadi di tengah masuknya periode Iduladha tersebut (Agustus 2018) juga berbeda dibandingkan dengan rata-rata historis periode Iduladha dalam empat tahun terakhir yang mencatat inflasi 0,19 persen (secara bulanan/month to month)," ujar rilis yang tertera dalam laman resmi BI, Senin, 3 September 2018.
Deflasi IHK pada Agustus 2018 bersumber dari kelompok volatile food, administered prices, serta melambatnya inflasi inti. Kelompok volatile food mencatat deflasi seiring penurunan harga beberapa komoditas pangan seperti telur ayam ras, bawang merah, daging ayam ras, bayam, cabai merah, dan cabai rawit.
Selama Agustus 2018 komponen volatile food tercatat deflasi sebesar 1,24 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat inflasi sebesar 0,90 persen (mtm). Secara tahunan, inflasi kelompok volatile food tercatat 4,97 persen (yoy) atau lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 5,36 persen (yoy).
Sementara kelompok administered prices mencatatkan deflasi lantaran koreksi tarif angkutan udara ke level harga sebelum Idulfitri. Deflasi kelompok administered prices pada Agustus 2018 tercatat 0,06 persen (mtm) setelah pada bulan sebelumnya juga mengalami deflasi sebesar 0,68 persen (mtm)
Secara tahunan, komponen administered prices mencatat inflasi sebesar 2,55 persen (yoy). Capaian itu lebih rendah ketimbang catatan pada bulan sebelumnya sebesar 2,11 persen (yoy).
Adapun untuk inflasi inti pada Agustus 2018 tercatat sebesar 0,30 persen (mtm) atau lebih rendah dibandingkan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,41 persen (mtm). Inflasi kelompok inti dipengaruhi oleh komponen uang sekolah (SD, SMP, SMA), nasi dengan lauk, kontrak rumah, sewa rumah, dan batu bata.
Secara tahunan, inflasi inti tercatat 2,90 persen (yoy) atau mengalami peningkatan dibanding Juli 2018 sebesar 2,87 persen. BI memandang terkendalinya inflasi inti akibat konsistensi kebijakan otoritas dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam menjaga pergerakan nilai tukar sesuai fundamentalnya.
"Ke depan, BI memperkirakan inflasi tetap berada dalam kisaran sasaran inflasi 2018 yaitu 3,5 persen plus minus 1 persen (yoy). Untuk itu, koordinasi kebijakan antara pemerintah dan BI akan terus diperkuat dalam pengendalian inflasi agar tetap terjaga pada level yang rendah dan stabil," tutup rilis tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News