"Belum, tentu kan kita harus exercise semua, kan APBN baru mulai," ujar Sofyan Djalil ditemui di Gedung Bappenas Jakarta, sebagaimana dikutip dari Antara, Jumat (18/3/2016).
Baru-baru ini, Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bank Dunia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,3 persen menjadi 5,1 persen. Sementara itu IMF merevisi dari 5,5 persen menjadi 4,9 persen. Keduanya lebih rendah dari asumsi pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2016 sebesar 5,3 persen.
Sofyan sendiri menanggapi wajar adanya opini dari kedua lembaga tersebut mengingat adanya kekhawatiran terkait perekonomian global yang akan berdampak kepada ekonomi domestik.
"Kita akan lihat apakah yang disampaikan itu relevan karena banyak orang khawatir tentang pertumbuhan Tiongkok dan sebagainya, tetapi sebagai dokumen resmi kita harus exercise dulu. Kalau nanti ada perubahan APBN baru kita bicarakan," jelas Sofyan.
Ia menambahkan kemungkinan akan ada beberapa asumsi dalam APBN 2016 yang akan mengalami penyesuaian, namun ia enggan menyebutkan secara spesifik.
"Barangkali APBN pun perlu dilihat-lihat kembali apakah cukup reasonable atau tidak, karena kelihatannya mungkin juga perlu kita pikirkan ada beberapa adjustment (penyesuaian)," pungkas Sofyan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News