Gubernur BI Perry Warjiyo menyebutkan, hingga 21 Maret 2019, aliran modal asing yang masuk untuk investasi melalui portofolio saham sebanyak Rp11,9 triliun. Sementara, dana asing yang masuk melalui portofolio penjualan SBN sebesar Rp62,5 triliun.
"Itu menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap Indonesia itu bagus. Terbukti dari masuknya aliran invetasi portofolio yang terus mengalir ke Indonesia," ujar Perry, di kompleks perkantoran BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat, 22 Maret 2019.
Secara total, aliran modal asing yang masuk yang masuk ke Indonesia melalui investasi berbagai portofolio dan Penanaman Modal Asing (PMA) tercatat sebesar USD6,3 miliar. Menurut Perry, kondisi ini menjadi salah satu faktor nilai tukar rupiah terhadap USD bergerak stabil.
Selain derasnya aliran dana asing yang masuk ke Indonesia, sebut Perry, kestabilan mata uang Garuda juga didukung oleh inflasi yang rendah, pertumbuhan ekonomi yang meningkat, hingga menurunnya defisit neraca transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD).
"Sehingga secara keseluruhan di triwulan I-2019 kita perkirakan neraca pembayaran kita akan surplus dengan CAD yang akan turun dan surplus dari neraca modal yang akan tinggi dari defisit transaksi berjalan," ungkap dia.
Pada perdagangan Jumat pagi ini, nilai tukar rupiah menguat tipis dibandingkan dengan perdagangan sore di hari sebelumnya di posisi Rp14.140 per USD. Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka menguat ke Rp14.136 per USD.
Menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di posisi Rp13.942 per USD. Sedangkan berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah hari ini berada di posisi Rp14.157 per USD.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meyakini dana asing yang masuk ke Indonesia di 2019 akan lebih banyak dibandingkan dengan tahun lalu. Hal itu sejalan dengan investor yang mencari imbal hasil lebih tinggi seiring stabilnya pertumbuhan ekonomi di suatu negara.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan dana asing lebih cenderung mencari negara dengan imbal hasil tinggi dan kondisi ekonomi stabil. Sedangkan di 2019, perekonomian Indonesia dinilai lebih stabil. Selain itu, perkiraan aliran dana asing lebih deras juga sudah terlihat, mulai dari masuknya investor portofolio beberapa bulan terakhir.
"Kondisi yang lebih bagus dia (arus modal asing) akan balik. Bahkan, sekarang ini di beberapa bulan terakhir (investor) portofolio sudah mulai balik," kata Wimboh saat ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Rabu, 2 Januari 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News