Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Deflasi di Sulsel pun Dikeluhkan

Andi Aan Pranata • 06 Juni 2017 10:05
medcom.id, Makassar: Pergerakan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami tren positif, dengan mencatat deflasi 0,24 persen pada Mei 2017. Meski demikian, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo tetap mengeluh.
 
Menurut Syahrul, deflasi tidak baik untuk perekonomian daerah. Selain tidak mendatangkan keuntungan untuk masyarakat dan pemerintah, roda perekonomian pun tak banyak berputar. Deflasi di Sulsel disebut akibat pengendalian bahan pangan yang berlebihan.
 
"Kemarin karena terlalu ketat dikendalikan, sehingga deflasi. Akhirnya lebih banyak stok dibandingkan perdagangan. Ini tidak baik untuk ekonomi kita,” kata Syahrul di Makassar, Sulsel, Senin 5 Juni 2017.

Syahrul mengimbau kepada pemerintah kabupaten/kota di Sulsel agar tidak terlena dengan status deflasi. Sebab pada kenyataannya, kondisi tersebut tidak lebih baik daripada inflasi yang terkendali.
 
"Lebih baik kita turunkan sedikit. Inflasi yang coba kita kendalikan itu 4 persen ke bawah. Karena kalau tidak, tidak ada keuntungannya nanti," ucap Syahrul.
 
Sebelumnya Badan Pusat Statistik merilis bahwa Sulsel mengalami deflasi 0,24 persen dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 127,95 pada Mei 2017. Tren tersebut dipicu turunnya harga pada tiga kelompok pengeluaran.
 
Kepala BPS Sulsel Nursam Salam mengatakan, penurunan ditunjukkan indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar -1,34 persen; kelompok sandang -0,16 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan -0,03 persen.
 
Adapun di saat bersamaan empat kelompok memicu inflasi. Yakni kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,13 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,31 persen; kelompok kesehatan 0,03 persen; serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,10 persen.
 
Pada kelompok bahan makanan, BPS Sulsel mencatat enam dari sebelas sub kelompok mengalami deflasi. Sumbangan terbesar dari kelompok bumbu-bumbuan, yakni -7,34 persen. Lalu sayur-sayuran sebesar -4,37 persen, dan buah-buahan -2,32 persen.
 
Komoditas yang mengalami penurunan harga di antaranya cabai rawit, tomat sayur dan buah, ikan layang, bawang merah, gula pasir, kol, dan kentang.
 
Untuk tahun berjalan, dalam rentang Januari-Mei 2017 Sulsel mengalami inflasi 1,78 persen. Sedangkan dibandingkan tahun sebelumnya, tren pada Mei tahun ini lebih baik dibandingkan bulan yang sama pada tahun 2016, meski saat itu juga terjadi deflasi sebesar -0,03 persen.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan