Dalam sambutannya di agenda Rakernas DJKN, Ani, -begitu dia disapa- mengatakan integritas merupakan sarat minimal untuk para pengelola kekayaan negara. Pasalnya selama ini ada saja pegawai yang mengelola kekayaan negara untuk kepentingan pribadi yakni dengan menyewakan barang milik negara namun uangnya tak disetorkan pada negara.
"Misal ada aset berupa 106 apartemen, 'uh enak ya kalau dipakai sendiri', kita sewain dan uangnya enggak kita setor. Ada kejadiannya (kayak gitu). That is embarrassing. Memalukan," ungkap Ani, di Aula Meizzanine, Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (2/11/2016).
Namun, dirinya yakin 99 persen pegawai DJKN merupakan orang yang memiliki integritas baik. Maka dirinya tak ingin jika satu persen oknum merusak reputasi yang 99 persen. Pasalnya untuk merusak suatu institusi tak butuh jumlah yang banyak, cukup satu persen saja bisa merusak suatu institusi.
"Jangan biarkan yang sedikit merusak yang banyak. Maksud saya jangan dibiarkan, jangan pasif. Kalau tahu ada teman atau atasan yang begitu, laporkan!" seru mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.
Ani mengingatkan agar para pegawai DJKN jangan sampai menjual dirinya untuk kepentingan yang akan menyeret pada perbuatan korupsi. Dirinya malah heran jika ada orang yang berfikir lebih baik korupsi dihukum lima tahun penjara dan setelah bebas bisa berfoya-foya.
"Saya amaze ada orang punya karakter seperti itu, punya uang Rp100 miliar atas pengorbanan seperti itu (korupsi) dengan reputasi seperti itu. You can still face life (Anda bisa tetap menghadapi hidup) seperti itu dengan tegak? luar biasa," sindir dia.
Lebih jauh, dirinya berharap agar jajarannya meninggalkan nama yang akan diwariskan kepada anak cucu tentang kisah kebanggaan bahwa mereka bisa berkontribusi mengelola kekayaan negara dengan meletakkan pondasi yang benar, yang tak menjual harga diri untuk memperkaya diri.
"Gunakan momentum satu dasawarsa (usia DJKN) untuk memulai membangun yang baik. Saya enggak ingin jajaran DJKN di jidatnya, badannya, dadanya, pantatnya, kakinya ada harganya, karena kita priceless (tak ternilai harganya)," pungkas Ani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News