Ekonom dan Pendiri CORE Indonesia Hendri Saparini mengatakan ekonomi semua negara memang terdampak pandemi covid-19. Namun tantangan dan peluang yang dihadapi masing-masing negara berbeda, termasuk Indonesia.
"Dalam kondisi covid sangat wajar kita tumbuh negatif, yang penting adalah kita sebenarnya punya peluang apa untuk mengoptimalkan apa, sehingga tumbuh negatifnya tidak terlalu dalam," katanya dalam diskusi 'Meramu Resep Menghadapi Ancaman Resesi Ekonomi' di Jakarta, Kamis, 13 Agustus 2020.
Ia menambahkan alokasi anggaran penanganan covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional yang mencapai Rp695,2 triliun seharusnya bisa memberikan dorongan terhadap konsumsi dalam negeri. Dengan begitu akan tercipta efek berantai (multiplier effect) dalam perekonomian nasional.
"Anggaran pemerintah untuk pemulihan ekonomi dan penanganan covid-19 yang hampir Rp700 triliun itu berapa yang akan jadi captive market untuk produk dalam negeri. Mestinya Komite memastikan bahwa uang yang sangat mahal itu kalau tidak mendorong ekonomi domestik akan disayangkan," jelas dia.
Ia mencontohkan paket bantuan sosial (bansos) dari pemerintah seharusnya berasal dari produk-produk dalam negeri, khususnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Hal ini tentu akan memberi dampak lebih besar, karena pengusaha lokal akan terbantu tidak hanya melalui stimulus saja.
Selain itu, pemerintah juga bisa memberi arahan kepada bank-bank BUMN yang mendapatkan penempatan dana agar mendorong kredit di sektor produktif. Misalnya saja sejumlah sektor yang selama pandemi covid-19 ini masih tetap bisa tumbuh positif.
"Sektor mana yang masih positif? Itu ada kesehatan, pertanian, komunikasi. Ini apa kebijakan yang akan dilakukan pemerintah untuk mendorong pertanian untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri misalnya. Ini yang jadi peluang. Semua ini diperlukan adanya kebijakan yang komprehensif," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News